hujan dan mimpi tentang pangeran

akhirnya hujan tiba juga. hujan yang tidak setengah-setengah seperti bulan lalu. kali ini hujan seperti merasa inilah waktunya. waktu bagi membasahi bumi lagi. akhirnya aku bisa bercumbu dengan hujan lagi. merasakan setiap tetesnya jatuh di kulit kepalaku, turun dan perlahan mengalir di kepala dan kemudian membungkus tubuhku dengan basah. sampai akhirnya dia kembali ke tanah untuk menjalani satu proses yang panjang lagi. untuk menjadi hujan berikutnya. banyak orang yang marah dengan hujan. mengapa? mengapa kalian marah? bukankah hujan itu indah? bagiku tidak ada yang sedamai langit hitam dan kelam. ketika mendung sudah sangat pekat. dengan desau angin yang mendamaikan. ditambah lagi pekikan guntur yang seolah-oleh menjerit kesenangan di atas sana. damainya waktu ini. inilah saat terindah bagiku. ketika kutahu hujan tak lama lagi akan menjumpaiku. bagiku hujan sendiri bagai perasaan yang menyiram semua dosa. ketika dia membasahi ku, saya merasa bersih. ketika semua menjadi sepi karena hujan, kenapa kalian menghindar darinya? bukannya dia membersihkan bumi ini dari kotor? ada banyak momen yang sangat saya ingat ketika hujan berlangsung. yang paling berbekas yaitu ketika setahun yang lalu, di radio-kau-tahu-apa selesai saya kelar siaran malam, saya mendapat marah yang hebat dari bapak. tapi apa salah saya? dan sekali lagi dia tidak mau menjelaskan dengan cara yang masuk diakal. saya hanya bisa menebak dimana salah saya? dan sekali lagi ternyata hujan yang mendamaikan perasaanku. jam setengah 12 malam, jalan di tengah gerimis. masih ingat semua orang menoleh ke saya. tapi apa salahnya? hanya saja ketika tetesan air itu turut membasahi kepalaku, rasanya marah meluap juga entah mengapa. dan yang masih jadi impian saya sekarang adalah, menikmati hujan di tepi pantai. mudah-mudahan suatu saat saya bisa merasakannya.
hujan di mata ojek payung di depan beberapa kampus. hujan menjadi berkah buat mereka. buat orang-orang yang lupa membawa payung. menunggu dengan bibir kebiruan, melihat seraup rejeki. dari mereka yang turun dari angkot. saya tidak bergembira dengan ini, bukannya seorang anak mestinya menikmati hujan yang datang dengan riang gembira? bersepeda atau berlarian bersama temannya. mencari ikan di got yang meluap, atau sekedar mencari bedengan air yang menumpahkan hujan sebanyak-banyaknya dari atap. tapi ternyata kenyatan berkata lain buat mereka. hujan di mata supir pete-pete. dia mengeluh, hujan mengurangi penumpangnya. katanya orang malas keluar karena hujan deras. entahlah, saya tidak ingin men judge beliau. karena menurut saya toh, rejeki memang tidak akan lari kemana, tidak ikut hanyut bersama aliran air. hujan di mata mace yang ada di pasar sospol. entahlah mengurangi jumlah pembelinya atau menambah. karena pelatarannya menjadi becek dan lembab. menjadikan orang malas berkumpul disana. tapi hujan juga membuat perut meminta terus pengganjal. dan salah satu alternatifnya yah, gorengan yang ada di pasar. hujan di mata tukang parkir. hujan membuat mereka susah, karena harus berbasah-basahan. membuat mereka menjadi harus ekstra hati-hati ketika mengarahkan mobil ketika hendak keluar dari parkiran. apakah ada perasaan lain di dalam kepalanya? entahlah saya tidak mengetahuinya.
tapi satu yang pasti, hujan menjadi teman mereka dalam mencari rejeki. seringkali hati ini menjadi berat juga ketika ingin siaran dan hujan datang menerpa. saya cuma tidak ingin kerjaan saya terganggu dengan dingin yang meraja di tubuh. karena saya ingin memberikan yang terbaik buat yang mendengarkan saya siaran. mereka tidak perlu tahu apakah saya kebasahan atau tidak. dan inilah yang membuat saya untuk tetap pergi. melihat begitu banyaknya orang yang rela basah untuk mencari sedikit rupiah. untuk dijadikan penyambung hidup mereka, lantas mengapa saya mesti mengeluh?
hujan juga menjadi teman saya untuk bermimpi. berbagi cerita. karena saya tahu dia selalu menemaniku. dengan mendekap sepi dan dingin, angan ini dapat melayang jauh. ketempat yang tidak dapat kusentuh sebelumnya. membuatku ingin mengajak kalian kesana dan melihat hujan dari sudut yang berbeda. menjadi orang yang berbeda. saya adalah sang pangeran yang berkendara hujan. mencari seseorang yang sedang menungguku. dengan tidak merasa keberatan dengan hujan yang datang. yang akan menerima semua tetesan yang jatuh dari atas. karena saat itulah saya tahu saya telah mendapatkan seseorang. yang mengerti diri saya.


Let the rain fall down
And wake my dreams
Let it wash away
My sanity
'Cause I wanna feel the thunder
I wanna scream
Let the rain fall down
I'm coming clean, I'm coming clean

(Hillary Duff - Come Clean)

5 Comments to hujan dan mimpi tentang pangeran

Anonymous
6:49 PM

ya ya ya hujaaan...
dia bisa menyirami hati ini ...
mari berhujan-hujanan

Anonymous
2:36 PM

aku juga paling suka hujan. tapi kalo jakarta tenggelam kyk gini, sedih juga :(

btw, aku pindah rumah. maen ke sana ya? aku bikinin kopi :D

Anonymous
1:45 PM

hujan emang punya makaa filosofi yg kuat..!!!
hujan trs aja deh...aku suka hujan..!!!!

sesungguhnya hujan merupakan sebuah anugerah indah yang membawa berkah bagi kita semua...

Anonymous
8:33 PM

Aku suka hujan, malahan aku bisa kehilangan kerjaan klo ga ada hujan. Hujan memang bawa berkah, tp aku sedih liat jakarta tenggelam krn hujan