First Love (never) die…

Entah dari mana ungkapan ini berasal tapi saya mendukungnya dengan sepenuh hati. Apakah memang konsep dari otak yang tidak bisa menghapus konsep cinta pertama itu? diantara sekian banyak badai hati yang terjadi setelah cinta pertama, setelah begitu banyak orang yang ditemui, banyak perasaan yang terjadi, tetap perasaan cinta untuk orang pertama itu begitu spesial. Begitu nyata.

Saya selalu menjabarkannya dalam konsep cinta platonik. apa itu? kenapa cinta harus di konsepkan? Saya sendiri mendapat pencerahan mengenai cinta ini dari Elektra, tokoh dalam Supernova edisi Petir milik Dewi Lestari. Cinta platonik merupakan deskripsi cinta yang tidak perlu dikatakan, tetapi kita hanya merasakan bahwa cinta itu ada. Dan yang paling menyakitkan adalah bahwa cinta jenis ini tidak perlu berbalas. Cukup menghormati bahwa perasaan itu memang ada.

Siapa dia? Teman dari jaman SMP. Dia yang pertama kali membuat jantungku berdetak cepat ketika upacara dimulai. Kelas kami bersebelahan, itu artinya barisan kami dilapangan pun bersebelahan. Rasanya saya sanggup upacara dari pagi sampai siang (buset berapa kali lagu indonesia raya mesti diulang kalo seharian begini upacaranya?) hanya untuk melihat senyumnya. Mendengar suaranya, dan yah standar lah jamannya anak SMP. Gombal-gombal sedikit.

Saya sempat kehilangan dia. Dia yang menyatakan akan pergi dari Makassar untuk kuliah di kota lain. Saya sempat menahannya dan mengatakan,

”Haruskah kamu pergi? Tidak bisakah kuliah di Makassar saja bersamaku?”

Ya, perkataan jenis itu. yang biasanya hanya ada di novel-novel yang selalu saya baca. Tapi itu juga pernah saya katakan kepadanya. Jawabannya tentu saja dia pergi. Mengejar mimpinya sendiri sampai ke kota pelajar. Selama setahun saya tidak mendengar kabarnya. Tidak tahu dan tidak mau tahu. Tapi apa mau dikata, rindu memang selalu menyeruak. Saya menghubungi sang kakak untuk meminta nomor telepon dia.

Sang kakak? Yup. Dia yang memuluskan perjalanan cintaku selama SMU. Karena ternyata kakaknya adalah kakak kelasku di STM dulu. Perjalanan cinta yang berjalan sepihak. Tapi saya belum bisa mendiskripsikan apakah memang itu cinta atau tidak. Saya menikmati setiap debaran ketika saya menelpon ke rumahnya. Menikmati setiap janjian ketemu di mall. Jaman ketika fasilitas telepon selular masih kurang, rasanya dengan ngantri dan berjibaku di wartel setiap malam minggu rela saya jalani. Hanya untuk mendengarkan suaranya.

When I dream about you...
Girl you never go away…
Just close my eyes before my dream
Cause I still loving you.

Inilah lagu Stevie B yang menemaniku menulis postingan ini. Haha! So mellow! Karena euforia cinta itu saya rasakan lagi. Setelah 6 tahun berlalu. Setelah sebagian kepingan hatiku dibawanya serta. Saya tahu dia sudah di Makassar sejak beberapa tahun belakangan. Lepas kuliahnya di Yogyakarta. Tapi saya belum berani berhadapan dengan dia. Belum berani untuk meminta kembali kepingan hatiku yang dia bawa pergi. Saya pengecut. Karena saya takut ketika bertemu lagi saya belum siap. Jadinya saya harus menunggu selama 2 tahun untuk bertemu.

Kemarin akhirnya saya bertemu dengan dia lagi. Setelah bingung apa yang akan dijadikan alasan untuk bertemu. Dia bukan sahabat saya yang bisa seenaknya ditelpon dan mengatakan bahwa saya ingin bertemu. Untungnya dia ingin pergi melihat tempat wawancaranya besok. Jadi saya menawarkan diri untuk mengantarnya pergi.

Entah perasaan apa yang menyergapku ketika berdiri di depan pintunya. Melihat senyum yang pernah selalu meneduhkanku. Mendengar bincang hangat dari seluruh anggota keluarganya menyapaku. Karena begitulah pernah posisi diriku. Akrab dengan seluruh kakak, sampai orang tuanya. Rasa familiar bahwa saya pernah bermimpi menjadi bagian dari keluarga ini. Tapi disinilah saya berdiri sekarang. Orang lain. Hehe.

Setelah pamitan sama ibu dan bapak (dari dulu saya tidak pernah memanggil orangtuanya dengan tante dan om, hehehe) kami pun melintasi Jalan Sungai Saddang menuju Ratulangi. Ada banyak percakapan yang terjadi selama kami berkendara. Percakapan dari hati menurut saya. Walaupun harus bersaing dengan deru kendaraan yang lain, saya tetap menyimak apa yang ditanyakannya. Menjawab dengan jelas apa yang terjadi denganku selama 6 tahun belakangan. Setelah melihat tempat tes wawancaranya, kami pun memutuskan masuk mall ratu indah. Tempat yang mempunyai sejuta kenangan bersamanya.

Raut wajah itu yang tidak pernah bisa saya tolak. Raut wajah yang selalu meneduhkan. Senyum yang selalu bisa membuatku menghela napas bahagia. Selama satu jam kami bertukar cerita. Merangkum apa yang terjadi selama kami tidak bertemu. Merangkum segala peristiwa yang terjadi, karena dia sendiri mengatakan,

”kamu berubah banyak, bal”

Saya hanya ingin menjawabnya,

”saya berubah seperti ini hanya untuk kamu. Bahwa saya bisa berjuang untuk mendapatkan kamu lagi. Saya bukan lelaki yang dulu begitu saja melepasmu pergi”

Tapi itu hanyalah perkataan di dalam kepala saya. Saya mengetahui dari akun di facebooknya bahwa dia sudah in a relationship. Dengan jelas saya bertanya siapa dia. Siapa yang telah menjadi tambatan hatinya. Dan saya hanya bisa mendengarkan. Sambil melihat gurat wajahnya yang begitu bahagia telah bertemu dengan pria yang tepat. Pria lain selain saya (lagi). Saya berbesar hati. Saya tahu cukup lama waktu yang kami lalui untuk memetakan perasaan itu. saya pun sudah menemukan kebaranian saya untuk mengatakan,

”saya pernah begitu mencintaimu. Saya pernah begitu mendambakanmu. Sebagian hati saya kau bawa pergi. Bisakah saya memintanya kembali? Karena saya tahu kamu tidak akan pernah menjadi milikku”

Lagi-lagi ini hanya ada dalam kepalaku. Karena begitulah konsep cintaku kepadanya. Dia tahu bahwa saya begitu mencintainya. Tapi dia tidak perlu menjawab apa-apa. Dia hanya perlu tahu bahwa saya akan selalu ada disini. Berdiri dan menunggunya...

Ps : terima kasih telah membuatku menikmati suasana sore yang menyenangkan. Kamu berhak mendapatkan yang terbaik. Siapapun yang akan mendampingimu kelak.

Salah Jurus

Nope. Saya tidak sedang mengikuti kegiatan bela diri. Saya sudah tidak minat lagi. Saya juga tidak sedang menonton serial silat (walopun dulu sempat fanatik dengan misteri gunung merapi dan wiro sableng) tetapi hari sabtu kemarin saya mengalami salah jurus sampai 2 kali.

Pertama, saya sudah tahu bahwa Astamedia akan menjadi sponsor dalam Milad anak HMI di Unhas. Secara kak Asri anak HMI, jadi mreka bisa nembus kasih masuk proposalnya. Oke, berarti bentuk kerjasamanya adalah di kami diberi meja dan akan diberikan sesi advetorial di dalam materi untuk berbicara selama 15 menit.

Di hari sabtu akhirnya jadilah saya dan nanie pergi ke FK. Yak, masuk kampus lagi. Berasa lamaaa banget gak ngampus. Huhuhuhuhu, miss you fellas! Kali ini tujuan utamanya langsung ke FK. DeJa Vu! Saya ingat pernah berkeliaran di fakultas ini selama setahun. Keliling-keliling, kami akhirnya menemukan auditorium yang dimaksud. Hmm, ini rupanya gedung yang dibangun di belakang Jasbog dulu. Lumayan besar. Kapasitas 700 orang juga bisa masuk kayaknya. Setelah kenalan lagi sama panitia akhirnya kami duduk di meja yang dipersiapkan.

Satu persatu peserta datang. Eh, kok ada anak sekolah? Bergosip lagi dengan Nanie, eh, kok ada anak Akper? Bukannya ini acaranya untuk anak FK saja? Langsung konfirm dengan panitia dulu,

Saya : banyak yah jumlah pesertanya. Targetnya berapa orang?
Panitia : 300 orang kak.
Saya : mmm, berarti di dalam sudah berapa orang?
Panitia : baru sekitaran 150 orang lebih,
Saya : ini acaranya memang untuk umum yah?
Panitia : iya. Sekolah sekolah juga kami undang.

(sh*t!!!) kami salah perhitungan. Kenapa? Kami mengira milad ini hanya dihadiri oleh anak FK saja. Jadinya saya mempersiapkan bahan mengenai blog kesehatan dan kaitannya dengan kesehatan. Tapi kalau jadinya heterogen begini? Gimana caranya? Okay, stay cool. Lebih banyak orang, lebih baik. Bergosip lagi dengan Nanie, semakin banyak orang yang datang. Perhitungan kami, kalau target panitia terpenuhi 250 orang saja, dan kami melakukan edukasi di depan mreka, yah lumayanlah yang bisa diajak.

Hampir 2 jam, materi sudah berganti ke materi yang kedua. Halah, kok pesertanya pada bubar sedikit demi sedikit? Pihak panitia berusaha menahan mereka. Cuma ya karena dasarnya sudah bosan, mereka tetap aja ngeloyor pergi. Pas ada peserta yang saya tanya, jawaban mereka adalah materi kedua membosankan! Saya berusaha tersenyum saja dengan panitia yang seperti menghalau anak ayam yang lepas. Ditahan udah gak bisa.

Akhirnya materinya selesai juga! Cuma memang yang terjadi memang sesuai dengan ketakutan kami. Mereka langsung berhamburan. Saya mencoba untuk still confident, berbicara di depan orang yang seperti zombie. Saya tahu perasaan mereka. Sudah mau pulang tapi masih ditahan oleh orang yang segede-gede beruang.

Sedikit penjelasan saya berikan tapi teteup gak ngeh. Ekspresi mereka mirip perkataan salah satu iklan, Mati Gaya! Termasuk saya tentu saja. Ya sudahlah, saya tidak bisa menahan mereka lagi. Saya langsung mengingat kuliah Retorika dan Keprotokolan dulu. Audiens sudah tidak bisa dikontrol lagi. Apa yang bisa dilakukan adalah melepas mereka. Percuma saja buang-buang suara, kalau mereka memang sudah tidak fokus lagi.

Tapi kami tetap merasa beruntung hari ini. Ada beberapa osis sekolah yang kami dapatkan nomor handphonenya. Ada beberapa mahasiswa yang tertarik, dan ada beberapa yang mau ikut. Ah, rasanya perjalanan saya bersama tim marketing masih panjang. Bagaimana mengajak untuk ikut bersekolah blog, dan bagi saya? Menyiapkan jurus lengkap untuk menghadapi semua jenis keadaan. Selamat pagi!

ditolak (lagi)

entah apa masalahnya blogvertise sama saya.
lagi lagi entry yang saya buat di reject.
padahal sudah dibuat dengan sepenuh hati, eh task nya malah expired.

memang karena kesibukan belakangan akhirnya gak konsen ngurusin task-task itu.
plus ilmunya masih kurang sebenarnya.

sudah menghubungi pihak blogvertise, cuma tasknya sudah full.
ya sud lah, saya akan terus berusaha! sampai bisa sesuai dengan syarat dari blogvertise...

Balada tukang tambal ban

Entah apa masalah saya dengan tukang tambal ban. Entah apa pula yang terjadi dengan motor saya. 2 hari ini dia sangat rewel. Dalam artian ada saja atraksi yang harus saya lakukan untuk membuatnya nyaman. Kenapa saya bercerita seolah-olah dia hidup? Memang begitulah saya memperlakukannya. Namanya Andra. Dia yang telah menemaniku keliling Makassar selama satu tahun lebih. Menemani ke kota, ke pelosok, di subuh buta, sampai tengah malam. Dia yang tidak pernah mengeluh. Ketika dia rewel saya juga ikut disusahkan.

Sebenarnya masalah pertama sudah muncul ketika saya menyervisnya bulan 12 yang lalu.

Mbak-mbak dealer : Mas, motornya yang 5965 AZ yah?
Saya : iya, kenapa mbak?
Mbak-mbak dealer : itu rantai motornya sudah kalah. Sudah mau diganti.
Saya : hah? Kok bisa? Kan baru setahun. Emang sudah harus diganti yah?
Mbak-mbak dealer : sebenarnya tergantung pemakaian yang punya motor. Kalo motornya gak dipake kemana mana pasti awet. Mas emang pakenya kemana saja?
Saya : Cuma ke Tamalanrea tiap hari. Plus ke Maros dan sekitarnya
(ya oloo, tamalanrea itu bukan Cuma! Itu 20 kilo dari rumahmu!)


Wakakaka, berbekal wangsit yang diberikan sama mbak-mbak dealer saya pun mulai was-was dengan keadaan Andra. Buset, gimana kalo nanti kenapa-napa. Ini bukan rantai sepeda yang bisa dipasang kapan saja. Syukur kalo rantai bagian belakang belakang yang lepas, gimana kalo bagian depannya? Alamat atraksi sangat berlebihan. Apalagi kalo didepan pujaan hati. Bisa hancur harga diri saya!

Ya, maafkan saya Andra! Saya belum bisa membiayaimu! 3 bulan saya memakainya terus-menerus. Rantainya sudah sangat parah kedengaran. Seakan-akan bisa putus dan hancur berantakan di tengah jalan. Peristiwa pertama lepasnya rantai motor ketika saya ke kampus bersama Wuri dan yang kedua pas ngantar mace beli ikan di Lelong. Cukup sudah! Saya tidak mau dipermalukan lagi. Akhirnya setelah saya mendapat honor dari transkrip wawancara dari tanta Anna. Akhirnya! Saya mengganti rantai motor saya! Tetapi masalah saya rupanya tidak selesai sampai disitu.

Selesai satu masalah. Muncul masalah lain. Masih ingat dengan cerita saya di blog yang ini. Nah, masalahnya sama. Bocor! Minggu ini sudah 3 kali saya mengalami nasib yang serupa.

*kronologis peristiwa

Peristiwa I
Hari senin saya, Nanie, Anbhar kelar nganterin surat ke beberapa sekolah. Tujuan terakhir adalah rapat di kantor untuk membuat draft kegiatan. Fixed. Saya kemudian melaju dengan kecepatan diatas 60 kilo per jam. Diluar kebiasaan. Alasan lain? Kebelet pipis! Sampai di depan Carrefour tamalanrea, motor tiba-tiba oleng. Pas saya lihat, bocor! Karena kelamaan dipake kempes, pentil bannya kalah. Harus ganti ban baru.

Peristiwa II
Hari sabtu, kelar dari bengkel gantai rantai dengan semangat saya balap Andra kemana pun. Nyalip sana sini. Klakson sana sini. Cendrawasih – Tamalanrea ditempuh hanya dengan waktu stengah jam. Tidak biasa. Andra diparkir seharian. Malamnya mau pulang saya sudah sampai di Pettarani. Sadar dompet saya kelupaan di meja. Buset! Saya balap lagi ke kantor dengan kecepatan 60 kilo per jam. Sangat tidak biasa. Sampai di kantor, naik ambil dompet, pulang. Pas mau jalan, baru liat bannya bocor. Oke, tambal! Kali ini ban depan.

Peristiwa III
Malam yang sama. Durasi kurang dari satu jam saya tambal ban depan. Berbekal mau tidur plus martabak yang saya beli sewaktu mengalami peristiwa II, saya pulang. Masih balap-balap. Pikiran saya apa yang terjadi? Sudah kena dua-duanya. Cuma Andra kayaknya masih marah sama saya. Masuk jalan Andi Tonro motor oleng! Hmm. Apa yang terjadi? Yo olooo. Ban belakangnya! Saya mendorong kurang lebih satu kilo mencari tukang tambal ban. Dapatnya di Mappaodang.

Peristiwa IV
Terakhir pagi tadi saya berniat jalan ke pantai. Sama Wincut. Oke, saya pertama tidak mau naik motor. Cuma karena takut merepotkan jadilah kami naik motor juga. Saya parkir di rumah sakit Stella Maris untuk kemudian jalan kaki mengelilingi pantai dan sekitarnya. Tujuan kami berikutnya adalah Paotere. Kami bergegas mengambil motor, ternyata ban depannya bocor lagi! Buset! Belum 12 jam saya menambalnya!

Ada beberapa asumsi yang saya utarakan mengenai peristiwa bocornya ban Andra,
1. tragedi yang menimpa motor kakak saya sekarang pindah sama saya. Motor dia juga begitu. Bocor tiap hari, sampai akhirnya dia jual dan diganti motor baru. Masa saya juga harus sampai menjualnya? Mitos atau fakta?
2. overweight? Hmm, saya? Dalam keempat kasus tadi bisa terhitung hanya saya seorang yang mengendarainya. Wincut tidak termasuk hitungan. Seberapa sih bobotnya dia. Dan saya? Saya kan juga imut! Mitos atau fakta?
3. sering ngebut? Ini kayaknya faktor penentu. Kayaknya Andra marah karena sering dikebut. Balap sana sini. Klakson sana sini. Hehehe. Saya yang gila karena sering mendengar motor saya tiba-tiba marah? Mitos atau fakta?

Ada satu yang saya perhatikan diantara tukang tambal ban itu. masing-masing memiliki ciri khas dalam menambal ban. Tidak semuanya sama. Mau tahu?

Tukang tambal ban 1.
Dalam menjalankan operasinya dia tidak menggunakan kompor atau bahan pemanas yang lain. Dia hanya menggunakah alat tambal praktis yang sudah jadi. Tinggal ditambah lem dan ditekan sedikit sedikit sudah kelar. Praktis tapi tidak tahan lama. Lokasi : depan Carrefour tamalanrea.

Tukang tambal ban 2.
Pertama melihat saya, dia sudah lincah menyalakan kompornya. Kompornya pun model penjual martabak. Yang menggunakan minyak tanah dan menggunakan angin yang di mampatkan. Ban yang bocor dibersihkan, dilap, dilem dan ditunggu setengah kering. Diberi penambal ban, dan ditempel pake besi yang sudah dipanaskan. Trik terakhir membasahi bagian dalam ban luar saya dan memasukkan ban dalam. Entah untuk apa. Lokasi : depan harapan baru tamalanrea. Samping penjual martabak.

Tukang tambal ban 3.
Sandi operasinya sangat hebat. Menggunakan kompor hock. Jadi bisa dipastikan skala kepanasan itu besi yang dipake untuk press. Standar yang sama, bocornya dicari trus dibersihkan. Dilem, dibiarkan kering sedikit kemudian ditambal. Kalau yang lain menggunakan bahan tempel yang lumayan besar, ini kecil sekali. Hanya dua kali besarnya lubang yang bocor. Apa yang beda? Ternyata kali ini dia menggunakan koran sebagai pengalasnya. Jadi susunannya ban, koran, pengalas besi, besi yang sudah dipanaskan. Di press. Holla! Bannya sudah beres kembali. Lokasi : jalan mappaodang, didepan travel entah-apa-namanya.

Tukang tambal ban 4.
Skeptis melihat bapak ini. Tidak ada alat alat tambahan selain peralatan untuk membongkar ban. Persepsi saya pasti sama modus operandinya bapak tukang tambal ban 1. ternyata tidak! Dia ini yang paling memuaskan. Setelah memulai standar operasi tambal ban, yang mencengangkan adalah bagaimana dia membuat besi yang panas. Dia menggunakan spritus sodara! Haha! Saya juga kaget. Kok ada sebotol cairan warna ungu di dekatnya? Setelah bannya di press, dia menggunakan tungku khusus yang bisa bergerak. Dia menuang spritus tersebut ke sebuah wadah, kemudian disulut pake api. Menyala! Saya Cuma bisa bengong. Dia memasukkan kedalam alat pressnya sampai membuat panas. Plus bapak ini memberikan tips dan trik dalam menambal ban. Lokasi : jalan pojok rumah sakit Stella Maris.

Moral cerita :
1. periksa angin ban motor anda sebelum digunakan.
2. jangan ngebut dalam kota.
3. servis motor kalau ada uang. Kalau waktunya servis dan tidak ada uang, lakukan apa saja!
4. ayo, siapa yang mau dibonceng lagi? Kali ini aman!



nb : gambarnya diambil dari sini

Track Review : Jesse McCartney - Body Language

Artist : Jesse McCartney
Title : Body Language
Album : Departure - Recharged


Biasanya alasan yang dikeluarkan oleh seorang artis ketika merepackaged sebuah album adalah untuk menaikkan penjualannya. Kasus ini sudah banyak sekali terjadi. Apa yang terjadi dengan Album Departure milik Jesse McCartney? Banyak yang mengatakan albumnya tidak sebagus “Right Here You To Want Me” yang dirilis tahun 2006. salah satu alasannya adalah album ini terdengar monoton, kecuali track “Leavin” yang dirilis sebagai single perdana dari album Departure. Walaupun track “Bleeding Love” yang ditulisnya untuk Leona Lewis dirilis sebagai bonus track di beberapa negara, tetap tidak bisa mendongkrak penjualan album ini.

Kegiatan Jesse McCartney di tahun 2009 bisa dikatakan cukup sibuk. Wajahnya bisa dilihat melalui televisi dalam serial “Greek” yang diluncurkan oleh stasiun televisi ABC. Serial yang berkisah mengenai kehidupan mahasiswa di Amerika ini, Jesse berperan sebagai Andy. Dia bermain dengan actor Scott Michael Foster. Selain di serial “Greek”, Jesse juga ikut dalam pembuatan sebuah drama yang diproduksi oleh Warner Bros yang berjudul “Summerland”

Nah, apa yang ditawarkan dalam album Departure:Recharged ini? Ada 4 track tambahan Body Language (ditulis sendiri oleh Jesse McCartney), In My Veins (Jesse McCartney & The Movement), Oxygen (Eric Hudson for Just E. Production Group), Crash and Burn (Brian Kennedy for Team BK) termasuk track “How Do You Sleep” yang di remix oleh Sean Garret plus menampilkan pula sang pemenang Grammy Awards, Ludacrics. Track ini dikatakan bisa menjadi jaminan orang akan membeli (lagi) album ini, karena sentuhan yang baru dari Ludacrics. Jesse sendiri ketika ditanya mengenai kesan bekerja sama dengan Ludacrics, hanya bisa berkata,

“I've been a fan of Luda's throughout his career, and working with him was an amazing honor. He's innovative across the board and always brings the freshest lyrics to any track."

Album Departure:Recharged akan dirilis tanggal 7 april 2009 dan akan menampilkan track “Body Language” sebagai track andalan. Mendengarkan track ini seakan-akan mendengarkan episode lain dari track “Leavin”. Maksudnya, beat yang ditawarkan sama. Playful. Ini bisa menjadi resep andalan sebenarnya, karena membuat track-tracknya menjadi earfriendly. Walaupun kita akan kehilangan nuansa pop dari track “Best Day Of My Life” ataupun “Beautiful Soul”. Penempatan bahasa Prancis dan Bahasa Jepang dalam track ini seakan mempertegas bahwa terkadang “body language” bisa menjadi penanda lebih tegas daripada bahasa verbal. Dengan adanya “konichiwa” dan “Parlez vous francais?” membuat track ini menjadi lebih terdengar lucu. Hanya perlu mendengarkan satu kali sampai kata-kata “body language” terngiang-ngiang di kepala.

Jesse McCartney : Body Language
Ooo, that body's like music to my ear
Ooo, that body's like music to my ear
Ooo, that body's like music to my ear
'Cause what you want is right here

Oh she, oh she so international
The way, the way she get it on the floor
I'm tryin', I'm tryin' to holler at you
I want to get to know you better

Parlez vous francais?
Konichiwa
Come and move in my way
Hey, little chica from Guadeloupe
That thing you got behind you is amazing

Now, I don't speak Spanish, Japanese or French
But the way that body's talkin' definitely makes sense
It's her, her body, her body, her body language
It's her, her body, her body, her body language
The way she moves around
When she grinds to the beat
Breaking it down articulately
It's her, her body, her body, her body language
It's her, her body, her body, her body

That make me want to say hey...('ey!)
Hey...('ey!)
Hey...('ey!)
It's her, her body, her body, her body language
C'mon

Shorty, let me whisper in your ear
Tell you everything you wanna hear
You got my vote: Hottest Girl of the Year
Let's have a celebration, baby

Parlez vous francais?
Konichiwa
Come and move in my way
Hey, little chica from Guadeloupe
That thing you got behind you is amazing

Now, I don't speak Spanish, Japanese or French
But the way that body's talkin' definitely makes sense
It's her, her body, her body, her body language
It's her, her body, her body, her body language
The way she moves around
When she grinds to the beat
Breaking it down articulately
It's her, her body, her body, her body language
It's her, her body, her body, her body

That make me want to say hey...('ey!)
Hey...('ey!)
Hey...('ey!)
It's her, her body, her body, her body language
C'mon

I'm lifting up my voice to say
You're the hottest girl in the world today
The way you shake
You got me losing my mind
You're banging like a speakerbox
Turn around; the party stops
Universal lady, let me take you away

Now, I don't speak Spanish, Japanese or French
But the way that body's talkin' definitely makes sense now
It's her, her body, her body, her body language
It's her, her body, her body, her body language
It's the way she moves around
When she grinds to the beat
Breaking it down articulately
It's her, her body, her body, her body language
It's her, her body, her body, her body

You make me want to say hey...('ey!)
Hey...('ey!)
Hey...('ey!)
It's her, her body, body, body language
C'mon

Ooo, that body's like music to my ear
Ooo, that body's like music to my ear
Ooo, that body's like music to my ear
'Cause what you want is right here

Sekarang pertanyaannya, ditambahkan kombinasi Sean Garret plus Ludacrics mampukah membuat Departure:Recharged menjadi lebih baik di industri musik?

ID Ringtone : Adhitia Sofyan, Jason Mraz, Keshia Cole, Rihanna, Rooney

ID Ringtone adalah feature yang saya luncurkan mengingat banyak sekali ringtone handphone yang telah saya buat. Walaupun pada akhirnya banyak yang tidak terpakai, silahkan download ringtone berikut. Adapun lagu-lagunya masih bersifat personal, tapi kalau anda ingin request akan diusahakan. Ini adalah materi promosi semata, tolong beli album original untuk mensupport para artis.

1. Adhitia Sofyan – Adelaide Sky
Ini adalah soundtrack film kambing jantan milik Raditya Dika. I love this song! Suasana kota Adelaide tergambar jelas dengan suara Adhitia Sofyan. Walaupun lagu ini sempat leak duluan sebelum album soundtracknya dirilis, Raditya Dika Cuma bisa bilang, silahkan mendownload tapi tetap nonton filmnya yah! Wakaka.
Download Adhitia Sofyan - Adelaide Sky Ringtone

2. Jason Mraz – Make It Mine
Mraz is back! Setelah mengharubirukan dengan I’m Yours, ini adalah single kedua dari album We Sing…, apa yang membuat lagu ini menarik? Dengarkan saja lirik positif dan suara terompet yang menjadi musiknya. Dijamin membuat hari kamu menjadi lebih semangat.
Download Jason Mraz - Make It Mine Ringtone

3. Keshia Cole – Love
This is such a guilty pleasure sebenarnya. Bagaimana saya bisa begitu menghayati lagu dari Keshia Cole sewaktu dirilis tahun 2004 yang lalu. Sempat menjawarai chart beberapa radio di Makassar, ini adalah breakthrough single dari Keshia Cole. Sekarang namanya bisa di sejajarkan dengan Ciara, Kat Deluna, sebagai artis berbakat di masa depan.
Download Keshia Cole - Love Ringtone


4. Rihanna – Hate That I Love You
Hmm, ini lagu ada Ne Yo nya. Ini lagu sangat romantis. Ini lagu yang menjadi soundtrack ”comeback” saya di Sonata pada bulan Oktober 2007 kemarin. Walopun hanya bertahan selama 3 bulan lagi. Album ”Good Girl Gone Bad” menjadikan Rihanna the-next-outstanding-girl di dunia musik.
Download Rihanna - Hate That I Love You Ringtone


5. Rooney – When Your Heart Go Missing
Lagu ini tidak sengaja teringat kembali ketika saya menonton Gossip Girl. Rooney! Band yang beraliran alternatif dari Eropa. Single pertama mereka ”I’m Shakin” cukup menarik minat penikmat musik di Eropa dan ini diambil dari album mereka yang dirilis tahun 2007 yang lalu.
Download Rooney - When Did Your Heart Go Missing Ringtone

Dahsyat yang semakin ‘dahsyat’

Apa yang menyebabkan Olga dapat Panasonic award?

Apa yang menyebabkan Luna Maya menjadi sosok yang berbeda dari image yang selama ini slalu jaim?

Apa yang menyebabkan industri musik indonesia bergairah lagi?

Apa yang menyebabkan radio yang memutarkan lagu indonesia menjadi semakin berjaya?

Jawabannnya hanya satu. Dahsyat! Ya, dari sekian banyak acara yang serupa dan sejenis, hanya Dahsyat yang mampu membawa pengaruh ke dalam acara televisi yang wajib ditonton pukul 10 pagi sampai pukul 12 siang. Belum termasuk jadwal weekend yang jam tayangnya juga bertambah. Di sekolah, di tempat les, di salon, di rumah, semuanya mempertontonkan keahlian Luna Maya, Raffi Ahmad, Olga Syahputra dalam memandu acara musik ini. Saya masih ingat dengan jelas beberapa tahun lalu ketika Luna Maya membawakan acara MTV AMPUH. Gosh! She’s like a zombie! Bicara datar, tidak ada artikulasi, pengucapan artis dan judul lagu yang salah, cuman mengandalkan wajah cantiknya doang. Tetapi sekarang bisa saya katakan dia sudah jauh berbeda. Suasana yang ditawarkan oleh ketiga orang gila ini mampu membawa suasana pagi yang berbeda pula. Ditemani dengan artis artis yang menyanyikan lagu mereka, acara ini menjadi sangat pas sebagai teman bekerja di kantor, menunggu daftar antrian di puskesmas, sampai teman beres-beres rumah.

Menilik perjalanan acara serupa di televisi Indonesia, RCTI memang piawai membuat satu konsep yang utuh. Artinya pertama kita tonton, selalu ada perbaikan dan variasi dalam acaranya. Sehingga penonton tidak akan bosan. Masih ingat DELTA? Deretan Lagu Terbaik? Tayang setiap sabtu pukul 09.30 sampai 10.30. saya masih ingat dengan jelas. Dengan suara talent yang membawakan pengantar ke setiap lagu (sekarang diadopsi oleh acara serupa di Trans TV) menjadikan Delta salah satu barometer musik Indonesia dan mancanegara. Ada pula VMI atau Video Musik Indonesia dengan Dian Nitami sebagai host. Perjalanan musik Indoensia bisa terkover dengan jelas lewat acara ini. Ada pula Zimfoni di SCTV yang mempopulerkan nama Dewi Rezer sebagai salah satu host acara musik terkenal.

Ada apa dengan MTV? Mengapa posisinya bisa bergeser? Inilah yang dinamakan industri. Siapa yang mampu menawarkan produk yang lebih bagus, dengan kualitas terjamin tentu saja akan lebih diminati. Saya pun bisa berkata, MTV Indonesia sudah mati. Walaupun VJ Hunt tetap mereka lakukan setiap tahun, ini akhirnya menjadi suatu pencarian sia-sia. Karena yang dibutuhkan adalah konsep yang jelas. Konsep yang utuh. Kemudian didukung oleh talent atau host yang bisa menjabarkan konsep tersebut secara benar. Sekarang? MTV Insomnia? Siapa yang mau nonton jam segitu? Kecuali mereka yang begadang tentu saja, tapi siapa yang mau memutarkan lagu dengan volume keras di jam 3 pagi? Mau ditimpuk sama tetangga? Ada MTV Ampuh. Ajang Musik Pribumi Sepuluh. Yang berubah menjadi Dua Puluh. Sehingga menjadi Empat Puluh. Berubah menjadi Stairways. Dengan konsep yang sama, artis plus chart, tapi kenapa mereka tidak bisa menyaingi Dahsyat?

Satu jawaban saya, ”sekarang bukan generasi MTV. Mereka adalah generasi Miss Hacker. Yang membutuhkan acara menghibur ketimbang gaya”

Sebenarnya kita patut menyebutkan INBOX sebagai pionir dalam ”memasyaratkan” tayang musik seperti ini. Tapi seorang penonton pun tidak bisa dibohongi. Inilah acara lipsync terbesar yang pernah ada. Ada acara yang jreng, jreng gak jelas dan hanya menampilkan penyanyi yang ”seolah-olah” bernyanyi. Hanya ada beberapa orang yang sukses memaksa pihak INBOX untuk tidak memaksa mereka lipsync. Slank, Samsons, Padi menjadi contohnya. Ini seakan akan menunjukkan indikator juga. Sebenarnya sampai mana skilll band baru sehingga mereka tidak pede menunjukkan suara asli mereka? Ataukah memang ini syarat yang harus dilakukan supaya bisa tampil di INBOX?
Okelah, rasanya sangat tidak fair ketika saya berbicara panjang lebar seperti ini. Dahsyat syutingnya di studio, sedangkan Inbox di outdoor. Dari faktor maintenance yang paling meribetkan saya kira. Harus membongkar set panggung dan set audio setiap hari pastinya akan membuat bujet produksi semakin membengkak. Kenapa tidak dibuat dalam studio saja? Maaf jangan tanya saya, bukan saya yang jadi produsernya!

Acara musik (indonesia) ini membawa dampak juga pada radio. Di Makassar bersyukurlah mereka yang lebih banyak memutarkan lagu Indonesia. Saya tahu beberapa teman akan tertawa pada saya. Saya yang pede mengatakan,

”maaf saya tidak mendengarkan lagu indonesia”

Sekarang depan, belakang, kanan, kiri digempur oleh band band dan lagu lagu yang seakan menikmati panen fenomena ini. Entah apa mereka bisa bertahan sampai membuat album kedua ataukah hanya menjadi one hit wonder semata. Saya dan teman-teman di http://creativedisc.com malah menjadi orang termaginalkan dengan tetap menikmati musik mancanegara sebagai kiblat kami (Welly, percayalah kami akan tetap setia!). Hahaha!

Pada akhirnya apa yang ditawarkan industri memang berulang kembali. Bukti budaya latah dalam media kita masih terus berjalan. Sukses yang didapatkan acara musik kemudian diikuti oleh stasiun televisi lain. Sekarang yang menjadi ”alat perang” adalah konsep yang ditawarkan, siapa yang paling bagus tentu itulah yang akan dipilih. Mari kita lihat sampai sejauh mana perjalanan Dahsyat yang semakin mendahsyat.

Place To Go : Warung Mas Gentho


Nama : Warung Mas Gentho
Alamat : Jl. Sunu, belokan fakultas teknik kampus Unhas Baraya,
Makassar
The a list : Capcay Goreng, Kwetiau Goreng


Saya mendapatkan tempat ini secara tidak sengaja. Sewaktu kuliah kami diberi titah oleh dosen Komunikasi Massa untuk mencari buku dan meresensi buku tersebut. Yang jadi masalah, buku itu hanya beberapa eksemplar di Makassar! Sudah beberapa toko buku yang saya kunjungi, dan yang jadi alasan tetap sama. Buku dan penerbitnya tidak terkenal. Saya curiga apakah dosen saya bekerja sama dengan penerbit tersebut untuk menaikkan oplah penjualannya?
*gosip lagi! Haha!

Nah, setelah lelah berkeliling Makassar mencari toko buku, lapar otomatis menjadi masalah kami. Dimana mau cari makanan enak, murah, sesuai dengan kantong mahasiswa (yang kadang lebih banyak kurangnya daripada lebihnya!). untung saat itu kami bersama Bunda. Dia menguasai jadag jalan Sunu dan sekitarnya. Dia menyarankan kami makan di Warung Mas Gentho yang ada di jalan Sunu.

Pertama masuk, rasa skeptis mulai muncul. Emang ni warung enak yah? Secara dari tampak luar agak mencurigakan gitu. Tapi ya sudahlah, emang dasarnya lapar main pesan aja dulu. Enak gak enak itu urusan belakangan. Yang lain pesan bakso, nasi goreng, dan mie goreng. Saya sendiri cenderung mau mencoba capcay goreng (waktu itu masih dalam rangka diet, jadi perbanyak makan sayuran ajah :P). Berhubung pesanan saya yang paling ribet, saya yang terakhir dilayani. Bakso datang, nasi goreng datang, mie gorengnya teman saya juga datang. Saya?

”woi mas, pesanan saya besok yah baru selesainya?”


*peringatan pertama, kelaparan bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan

Hmm, perjuangan saya tidak sia-sia! Capcay goreng yang lezat siap disantap. Cek kondisi, sayurannya ada wortel, kembang kol, sawi putih, plus bakso, ayam dan hati ayam (untung tidak pake kentang seperti di Capcay kampus!). wah, ternyata porsinya banyak! Buset, ni warung apa tidak rugi gitu yah? Ada bakso, ayam, jeroannya, dan semuanya itu hanya seharga 7000 rupiah? Makan capcay di kampus aja, capcaynya Cuma pake telur sama remah-remah ayam krispy.
Rasanya pun bisa diandalkan. Satu intinya, porsinya bikin kenyang!

Sehabis makan, saya nanya teman yang lain, bagaimana rasanya? Mereka bilang enak. Hmm, jadi ini salah satu tempat yang mesti di garis bawahi. Kalau mau makan enak, banyak, plus harganya murah.

Minggu lalu, saya datang lagi ke jalan sunu. Tujuannya? Cek persuratan dari kantor di SMA 17. Cuma kali ini timnya berbeda, saya tidak bersama teman-teman kampus lagi. Tapi teman-teman di Astamedia. Ada Nanie, Anbhar, Mus. Tadinya kita berdebat mau makan dimana, cuman karena saya yang bayar, akhirnya mereka ngalah, ikut sama saya. Hehehe.


Posisi? Masih lah di warungnya Mas Gentho. Secara jalan sunu bukan daerah jajahan, bukan daerah lintasan kalau mau bepergian, makanya kalau ke sini diusahakan makannya di Mas Gentho aja. Kali ini saya pesan Kwetiau goreng. Nanie dan Anbhar pesan mie goreng, Mus makan Nasi goreng. Kalau kedua menu itu, saya sudah pernah merasakan dimana tempat yang paling enak (untuk resepnya tunggu info selanjutnya yah!), saya memutuskan makan Kwetiau saja. Lagi-lagi pesanan saya yang paling ribet, paling terakhir di urusi. Haha! Tidak sia-sia lagi penantian saya. Rasanya sesuai dengan yang saya bayangkan! Rasa kenyal kwetiau bergabung dengan tumisan bumbu yang meresap di sayurannya, plus bakso, ayam, dan jeroan yang tiada tandingannya. Oke mantap! Porsinya pun tidak berubah, teteup banyak!

Saya bertanya dengan Anbhar (yang sebelumnya sudah mengamankan lontong beberapa biji untuk dimakan), ”kok lontongnya tidak dimakan?”

Anbhar Cuma bilang, ”banyak sekali porsinya. Ini lagi sudah kekenyangan.” wakaka.

Harga yang ditawarkan di warung ini pun tidak jauh berbeda dari kedatangan saya tiga tahun lalu. Harga makanannya hanya naik 1000 sampai 2000 rupiah. Padahal kalau mau dibilang, porsi yang diberikan, bisa sebanyak rumah makan yang mempunyai harga sampai 20 ribu rupiah. Apa alasannya? Mungkin prinsip ”biar untung sedikit yang penting laku” menjadi modal utama Mas Gentho nya. Karena, coba datang jam makan siang, dijamin kita tidak akan kedapatan tempat. Warungnya pun sangat sederhana, tetapi apa yang ditawarkan sangatlah enak! Jadi kalau memang sedang melintas di jalan sunu, atau lagi ada kegiatan di mesjid al markaz, ato lagi cuci motor di sunu, coba deh. Warung Mas Gentho!

Nb : kalau pesan makanan disini, jangan minum minuman kemasan, coba aja pesan es teh manis sama penjualnya. Itu yang menjadi teman dan membuatnya lebih oke mantap!