isi tas saya..

Berhubung yang empunya pe-er udah marah-marah, maka terselesaikan tugas yang diamanahkan kepadaku (halah!!!), yak sodara-sodara, sekarang kalian bisa mengenal diriku lebih dekat lagi dengan melihat… apa isi tasku!!!



Bisa jadi tas biru ini yang paling pendek umurnya ketika jalan bersama saya. Yah, kira-kira hanya berumur satu semester saja. Karena emang saya belinya pas udah mau semester 5 kemarin. Karena saya membutuhkan tas yang berkapasitas besar (secara untuk terlihat seimbang saja), karena saya juga merupakan tipe pembawa semua. Paling gak suka kalo misalnya ke kampus Cuma bawa diri, binder or orgi doang (sebenarnya ni orang niat gak seh ke kampus??!) jadi tas saya haruslah yang bisa menampung segalanya. Dan tas biru inilah yang menemaniku selama semester 5 ini. Tampaknya riwayatnya udah ampir berakhir, soalnya talinya udah mau putus… hikz, kita lihat saja sampai kapan dia bertahan. Dan isi tas saya adalah…



1. Orgi a.k.a agenda
Saya adalah tipe short time memory always!!! Jadi kalo emang ada sesuatu yang penting, saya langsung mencatatnya. Daripada menguap entah kemana. Dan orgi ini yang sudah menemani saya selama hampir 2 tahun. Selain sebagai reminder acara (entah itu jadwal kuliah, ataupun daftar tugas) orgi ini lebih bertindak sebagai jurnal harian saya. Rangkuman peristiwa diulas dan dikupas secara lugas dan penuh makna (halah!!!), hehehehe, ada semua disini. Dari tahun 2002 udah ada jurnal hariannya (tapi kok belakangan banyak bolongnya yah?) sebab jadi refleksi sendiri buat saya. Dan saya bukan-cowok-yang-suka-memakai-dompet, jadi orgi ini yang berfungsi sebagai tempat nyimpan duit, foto, slip spp, sampe aib-aib gak penting. Ini orgi kedua, setelah yang pertama hilang di angkot (mudah-mudahan gak kejadian lagi!!!)

2. Jaket Biru + Baju Cadangan
Entah mengapa saya suka sekali membawa jaket. Walopun panas dan ujan (tapi ternyata memang sangat berguna) saya tetap membawanya. Dan jaket ini yang paling pewe buat saya skarang. Setelah semester lalu cerah ceria dengan jaket berwarna orange (iqko banget!) sekarang waktunya feelin’ blue. Jadi kalo misalnya di kampus mo kemana-mana make motornya teman, enak udah ada jaket. Apalagi pas musim ujan kayak gini, berguna banget lah. Kegunaan lainnya, yaitu untuk menutupi (maaf nih yah) bagian belakang teman cewek yang kelihatan. Yah, diniatin baik aja lah, suruh mereka pake jaket.
Trus, karena manuver saya emang gak bisa ketebak, saya selalu membawa baju cadanga. Karena siapa tahu kita bakalan nginap di sembarang tempat. Ataukah ada tempat lain yang ingin didatangi abis dari kampus, cukup ganti baju doing. Ribet? Of course lah tapi ini iqko banget!!!

3. MP3 Player + Headset + Charger baterai + Baterai
Ini dia barang yang tak bisa terlepas dari saya. Mp3 yang sudah menemani saya selama setahun ini. walopun tempat baterainya udah lepas, tapi masih bisa digunakan. Banyak teman yang nyuruh ganti, secara saya masih yang 128 Mb. Tetapi, enak aja. Mp3 ini saya beli pas masih baru-barunya keluar tahun lalu, dengan mengorbankan handphone saya. Enak saja main gonta-ganti. Trus headset yang bentuknya rada unik, membuat saya pasti menjadi pusat perhatian. Soalnya cara makenya emang rada-rada aneh. Headset ini udah yang keempat (yupz ke EMPAT). Soalnya sebuah headset keras hidupnya kalo jalan sama saya. Dan inilah yang menyumbat kuping saya 2 bulan terakhir. Chargernya sekalian dibawa juga, jadi kalo emang pas udah nyampe kampus (warnet atau apalah yang jelas punya colokan) baterainya low bat tinggal dicolok dan siap digunain lagi deh!!!

4. Botol Air
Saya adalah beruang. Membutuhkan pasokan air yang banyak. Daripada dehidrasi mending sedia air sebelumnya. Dan saya adalah orang yang memang mau repot untuk alasan kenyamanan. Air bawa sendiri dari rumah, daripada nanti dikampus baru mau nyari air buat minum. Iya kalau ada yang jual, kalo tidak?? (sori botol yang di foto tidak bermaksud untuk beriklan, Cuma ya itu botol air nya)

5. Handphone
Sebenarnya hape ini jarang masuk tas, tapi kalo lagi males pake hape biasanya di nonaktifkan trus dikasi masuk di item berikutnya (liat barangnya abis baca item ini). nokia 2600, sederhana sih. Tapi yang berarti buat saya, saya udah bisa membeli semua barang dengan duit sendiri. Dengan keringat sendiri…

6.Pencil Case
Mudah-mudahan kalian gak merasa najis liat item yang satu ini (kalo emang iya, berarti kalian orang yang keseribu sekian yang merasa begitu). Pencil case (males banget bilang tempat pensil) hasil rampokan dari miliknya TaTa. Setelah merengek, meminta, memaksa, mengintimidasi, akhirnya saya berhasil mendapatkanya!!! Soalnya saya adalah manusia yang suka lupa dimana saya taruh pulpen ato spidol. Dan akhirnya saya mendapatkan barang yang satu ini. niat beli sih ada, Cuma secara gitu loh, tempat pensil yang dijual di took sekarang aneh-aneh modelnya. Gak ada yang simple. Kita kan juga butuh wadah buat simpan ples dis (ini bahasanya bebex), duit receh, spidol, stabilo) dan disinilah kegunaannya. Informasi terakhir, saya ingin mencuci bersih tempat pensil ungu ini untuk kemudia mau saya tukar (atau rampok) dengan miliknya ema.

7. Roll On + Parfum
Sekali lagi bukan niat branding dan beriklan, tapi memang saya memakai produk ini. kenapa saya membawanya? Karena buat jaga-jaga kalo emang saya nginap di kamarnya Boyz#1 atau di bibli, jadi besoknya udah gak ribet (sebenarnya daleman juga ada sih, Cuma gak ditampilin secara visual) tinggal mandi doing, pake roll on, parfum, siap pergi deh!!!



8. Buku penuntun tugas akhir + translator + product book
Buku penuntun ini wajib dimiliki kalo emang udah mau selesai, trus saya lagi urus KRS buat semester 6. makanya ni buku berguna banget, soalnya mo liat mata kuliah wajib dan pilihannya anak Public Relations. Daripada nanti salah ngambil mata kuliahnya anak jurnalistik, bisa berabe pada akhirnya. Translator? Iseng aja ni benda di bawa. Product book dari mixer yang ada di radio. Siapa tau berminat buat beli mixer untuk radio sendiri (amin!!!)

9. Map plastik berwarna merah
Banyak sekali kegunaan map ini. mulai dari simpan persuratan, ijazah, KRS, dan kertas-kertas gak penting lainnya. Soalnya saya tipe teledor yang suka lupa dimana-saya-taruh-kertas-itu. Dan ini yang salah satu isi tas saya.

Yak sodara-sodara sekian dulu isi tas saya kali ini. terima kasih atas perhatiannya dan saya melempar PR ini buat Mr.Cappucino, Bebex, Mpie, Vizha. Dadah bubyai!!!

My Life

wah, gak kerasa sekarang udah weekend lagi dan it means, waktunya hibernasi lagi!!! tapi sayang kayaknya hibernasi saya minggu ini agak-agak terganggu. padahal saya membutuhkan tidur yang panjaaaaaaaaaaang banget. karena semingguan ini banyak banget tempat yang saya datangi. setelah seminggu yang lalu udah tur dan nongkrong bareng ama spice boyz di tempatnya baqir, minggu ini masih pembekalan dan pencanangan Generasi Hemat Listrik. yak sodara-sodara benar!!! saya masuk di dalam kader generasi hemat listrik. jadi buat yang merasa selama ini selalu memakai listrik dengan seenaknya, hentikanlah prilaku kalian. karena bagaimanapun juga listrik menjadi sangat terbatas. bagaimana dengan nasib generasi yang akan datang, apakah mereka akan hidup dalam kegelapan? (tenang saja, saya dibayar untuk ini, jadi no problem untuk branding :D)
dan sekarang lagi sibuk buat produksi sebuah acara yang nantinya ditawarkan di radio. dan secara saya jadi music dirctornya.konsepnya udah jelas, doain aja mudah-mudahan kita deal. nanti deh dikasi liat promonya,
okeh, udah ampir jam 9, i'm sign off

Konsep Keluarga Bahagia

Sebenarnya tidak pernah terpikirkan dalam kepalaku satu kali pun mengenai suatu konsep yang ideal. Karena ketika kita menemukan suatu konsep yang kita pikirkan sempurna, maka bisa jadi kita yang akan berperan sebagai tumbal. Sebagai orang yang akan mencoba konsep tersebut. Apakah memang sudah ideal? Dan saya percaya dalam dunia ini tidak akan ada namanya suatu bentuk kesempurnaan.
Terkadang saya menjadi orang yang sangat iri, ketika jalan ke mal ataupun ke tempat makan, dan melihat suatu keluarga yang bisa dikatakan sangat bahagia. Jalan bersama ayah, ibu, dan kakak atau adik. Sangat indah, ketika melihat mereka tertawa, saling memilihkan baju, ataupun obrolan ketika makan. Sangat berbau keluarga. Beberapa waktu lalu pun saya sempat berkunjung ke rumah salah satu teman, dan yang bisa saya katakana adalah keluarga itu sangat “hangat” (apakah memang istilah ini masih dipakai untuk menjabarkan suatu keluarga yang bahagia?). Melihat interaksi satu sama lain, dan mendengarkan cerita temanku ini. Rasanya saya ditarik dalam ceritanya mengenai keluarganya. Apa yang mereka lakukan. Dan bentuk interaksi mereka.
Dalam cerita film pun, banyak sekali yang mengetengahkan konsep ini. Full House yang dibintangi si kembar Olsen, menjadi cerita pembuka. Dimana konsep keluarga yang bahagia dapat mereka jalani. The Nanny pun menjadi contoh lain. Contoh yang mengetengahkan konsep keluarga ideal adalah The Osbourne Family. Walaupun ideal dalam tatanan lain. Tetap saja mereka memiliki cerita sempurna untuk berbahagia, dengan cara mereka sendiri.
Saya pun sempat berbicara denga Alfie, sesaat sebelum dia pergi.
“Qko, saya sih maunya mendapatkan suami yang mengerti saya.”
“Saya menjalani semua hal yang menempatkan saya dalam posisi sekarang ini”
“Terkadang saya tidak mengerti kenapa cowok bisa seegois itu”
“Awal pernikahan memang selalu dilandasi cinta, selebihnya pengertian”
“Bagaimana pun juga perempuan yang banyak berkorban dalam keluarga”

Oke, itu semua perkataan Alfie, sedangkan saya sendiri hanya bisa berkata,

“Sama, semua orang ingin mendapatkan pasangan yang tepat. Yang bisa mengerti dan menerima kita”
“Ya iyalah. Kita semua berproses. Banyak sekali hal yang sudah dilalui untuk berada di titik ini”
“Karena mereka memang diciptakan egois. Mereka ingin dimengerti. Sudahlah akan ada sesorang yang lebih baik dari dia”
“Karena cinta yang membuat dua orang menikah. Ketika sudah muncul anak dan persoalan lainnya, maka yang bisa dilakukan bagaimana mengerti pasangan kita”
“Kalo yang satu itu saya setuju, bagaimana pun posisi perempuan dalam keluarga sangatlah besar”

Lantas kenapa saya mempermasalahkan semua itu? Dan kenapa saya tiba-tiba berbicara mengenai keluarga yang ideal? Karena bisa dikatakan saya juga ingin merasakan seperti itu. Bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang normal. Keluarga yang sehabis makan, kumpul bersama di ruang tengah membahas bagaimana hari mu. Tidak akan ada kejanggalan dalam berinteraksi. Tetapi itu rupanya hanya mimpi. Malam hari ketika selesai makan, palingan saya akan langsung ngamar lagi. Dengar radio dan baca buku. Adik, ngamar juga. Capek habis kuliah. Kalo kakak, palingan kalo gak keluar ngamar juga nonton DVD. Dan bapak ibu yang ada di ruang tengah. Kalau jalan, karena sudah terbiasa mungkin kita jalan pisah-pisah. Tidak ada lagi cari baju lebaran rame-rame. Tidak akan ada lagi. Saya juga sudah mempertanyakan dimana akar permasalahannya? Karena saya ingin di suatu hari keluarga saya tidak begini. Dimana saya bisa mendampingi anak-anak saya dalam keseharian mereka. Bukan menjadi ayah yang bahkan semester berapa saya kuliah pun dia tidak ingat. Saya mengerti. Kalau orang melihat, betapa janggalnya keluarga saya. Tetapi saya sadar, semuanya tidak terjadi dalam sekejap saja. Sudah banyak yang kami alami sehingga semuanya menjadi seperti ini. Dan konsep keluarga yang ideal sudah ada di dalam kepala saya. Saya bisa belajar bagaimana nanti di hari kemudian. Dan saya tidak lupa, sejanggal apa pun hari-hari yang saya jalani di dalam keluarga ini, bagaimana pun juga disitulah tempat saya pulang. Mungkin aneh dan janggal buat orang lain. Tetapi untuk saat ini, inilah konsep keluarga bahagiaku.

Kenapa harus ada?

Perhatianku sejenak tergantikan ketika sedang membaca majalah cinemags di depan Tv (yah, televisi hanya dijadikan backsound saja, karena saya memang lagi membaca) ketika satu potongan lagu dari Serius yang judulnya “hanya dia” mengalun.
Apakah Jomblo yang akan ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta kita ? (begh, mengenai ini pun apakah memang semurah itu film Indonesia kita? Belum setahun tayang di bioskop sudah ditayangkan di televisi, gimana mo ada nilai ekslusifnya, kalau misalnya kita melihat cuplikan film Indonesia yang akan tayang, pasti ada saja yang berkomentar, “tunggu aja, gak lama pasti nongol di tv kok”, halah!!!). ataukah lagunya seriues ini hanya iklan sesaat yang memunculkan kode ring back tone atau memang video klipnya? Ternyata bukan ketiga-tiganya. Jomblo memang akan muncul di televisi, tetapi dalam bentuk serial televisi, mini seri, a.k.a sinetron. HaH?!?!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! -----teriakan tidak rela-------
Sebenarnya berita ini sudah saya mencurigainya ketika saya membaca dari sang empunya Jomblo yaitu Adhitya Mulya, dan dia mengatakan bahwa akan ada sesuatu yang menunggu kita di bulan Desember. Saya kira akan ada buku baru yang dia terbitkan (setelah Gege Mencari Cinta, tentu saja) tetapi ternyata dia berkehendak lain. Setelah melihat film Jomblo yang lumayan sukses di pasaran dengan membuat sesuatu yang beda, maka dia menyetujui untuk dibuat serial televisi Jomblo ini. Tidak rela, itu tanggapan dan reaksi saya yang utama, selain menolak tentu saja. Kenapa?
Sewaktu beredar rumor bahwa Jomblo akan difilm kan sendiri saya sudah sangaaaaaaaaaat tidak setuju. Egois? Bisa saja. Karena saya adalah pembaca buku. Dan saya sangat menghormati seorang Adhitya Mulya dan keempat ksatria Jomblo nya. Saya pun mendapati buku ini mempunyai cerita yang beda, yang bisa lahir dari seorang yang berkebangsaan Indonesia. Yang bisa menyamai sense humor ku yang memang sarkastis (saya kira cuman saya yang berpendapat begitu, tetapi ternyata seseorang menyadarinya juga!!!). Masih teringat ketika buku Jomblo itu ada di genggaman saya di pertengahan tahun 2004. saat itu masih cetakan pertama dan masih banyak yang belum mengetahui “kegilaan” keempat Jomblo ini. Setelah merampok dan merampas dari K’ Adi (maaf!!! Tapi saya terpaksa melakukannya) buku inilah yang pertama kali membuatku mendapat pandangan tidak rela dari orang yang naik angkot denganku. Barusannya saya mendapat buku yang membuat saya ketawa secara amoral di angkot. Asli saya tidak bisa menahannya! Dan buku inilah yang menurut saya bisa dijadikan referensi buku bagus. Dan kebanggaan saya masih terus berlanjut kepada sosok Adhitya ketika Gege Mencari Cinta hadir di tanganku. Sang istri pun tak kalah cantik tulisannya. Kok Putusin Gue? Dan Test Pack menjadi salah satu pion dari Gagas Media untuk kemudian menjadi komersil dan terjebak dalam permainan pasar.
Kembali ke persoalan Jomblo ini, saya pun bersikeras untuk tidak menonton film nya. Walaupun banyak sekali ulasan dan alasan yang membuat film ini menjadi must-seen-movie. Tapi saya beranggapan tidak. Walaupun banyak orang yang mengatakan film ini tidak terlalu jauh dari novelnya, tetapi saya beranggapan belum tentu. Dan memang begitu adanya. Saya trauma dengan novel-yang-difilmkan. Karena memang film dan buku adalah dua media yang berbeda. Jangan disamakan karena memang dasarnya sudah beda. Saya adalah pemimpi dan imajinatif. Saya sudah mekonstruksi semua scene dan adegan di kepalaku mengenai jalan cerita dari Jomblo ini. Dan tidak perlu ada visual lain yang nantinya merekonstruksi bayangan yang ada di dalam kepala saya. Tetapi saya mengerti mengapa Jomblo harus di filmkan. Karena memang Jomblo adalah sebuah buku yang bagus, cerita yang kuat dengan karakter-karakternya yang hidup. Saya tidak mau menjadi orang yang egois yang hanya menikmati sebuah karya yang memang bagus. Sudah seharusnya orang lain tahu bahwa ada Agus, Olip, Doni dan Bimo. Film bisa jadi menjadi media yang pas bagi mereka yang tidak mau membaca bukunya. Tetapi bagi saya itu semua sia-sia. Ketika perbandingan tetap saja terjadi, bagi mereka yang telah pernah membaca bukunya. Semua tidak seperti yang mereka harapkan. Dan saya tidak mau itu terjadi ke saya.
Rasanya Jomblo difilmkan sudah merupakan taraf-yang-bisa-dimaklumi dalam atmosfir hiburan di Indonesia. Tetapi ketika dijadikan serial televisi, WADUH!!!!!! Saya semakin tidak rela bin ikhlas melihat Jomblo dijadikan tontonan rendahan sekelas sinetron. Okelah ada beberapa nama besar di belakang serial televisi ini, tetapi tetap saja, SINETRON??? Huekz!!! Cukuplah dengan hancurnya AADC yang dijadikan serial televisi ini. Kenapa mesti ada serial televisi Jomblo? Apakah memang faktor supaya-orang-bisa-lebih-menikmati Jomblo lebih luas lagi? Ataukah ingin melihat si empat jejaka yang bermain di serial televisinya? Okelah katanya nantinya akan ada penambahan karakter mengenai jalan cerita para ksatria yang mencari cintanya. Akan ada perkembangan cerita. Tetapi waduh, bagaimana yah. Menurut saya Jomblo itu hanya ada Bimo, Doni, Olip, Agus, Lani, Dua anak kembar, dengan ending cerita yang sedih, cukup. Saya Cuma butuh itu. Selebihnya, maaf kepada seorang Adhitya Mulya, saya MUAK!!!!!!

(masih) tentang hati

ternyata memang mencinta adalah hak paling manusiawi
ketika percakapan tak sengaja dimulai
dari sebuah pesan singkat yang salah alamat
bertanya kabar dan bertanya keadaan

apakah memang diperlukan ruang nyata
ketika imaji sudah begitu indahnya
tertata dalam angan yang selalu bermimpi
dan hati ini selalu ingin dan selalu ingat

pada ruang kosong dibelakang sang hati
yang sudah lama terlupakan
kusam dan usang
kebohongan selalu menjadi pagarnya
karena tidak ada yang mampu masuk
dan menjadi pengisi sang hati

kini semuanya dimulai lagi
ketika bentangan perhatian dan rindu menjadi penghubungnya
sekilas semuanya begitu indah
apakah akan sama sampai akhirnya?

terkadang saya tidak ingin berbohong kepada hati. karena bagaimanapun juga dialah bagian terdalam. yang paling mengerti. terbawa kembali cerita lalu. ketika banyak sekali yang menjadikan sang hati sebagai tempat sampah. maaf, begitu banyak yang membuatmu sakit. orang-orang yang katanya ingin masuk, tetapi hanya berdiri di luar, melihat sepintas kemudian pergi menjauh. padahal saya tahu, itu bukan yang mereka katakan ketika pertama bercakap. sakit, perih, dan tak tergantikan. sang hati kemudian berontak, dan berucap. tidak akan ada lagi jalan bagi kalian untuk masuk. tetapi ternyata sang hati termakan perangkap sendiri. karena dalam gelapnya sepi, dia tidak bisa bertahan. walaupun ada perhatian dari teman, tetapi mereka hanya bisa sampai ke beranda sang hati. tidak ada yang sanggup mengeluarkan sepi yang ikut terkunci. ketika hati menutup semua pintunya. telah lama terkungkung dalam kesendirian, sang hati akhirnya menyerah. mengalahkan keegoan yang menjadi pembatas. mengakui bahwa dia ingin berisikan cinta.
Kini seseorang datang membawa cerita baru. Sejumput kebahagiaan telah dia berikan sebagai awal. Secercah impian perlahan menghampiri. Dalam setiap ingatan, dan selalu berharap. Akan ada sebuah pesan dari dia. Beginilah awal sang hati lagi. Mencoba berdamai dengan semuanya, karena sepi sudah tak tertahankan lagi. Semoga bisa menjadi cerita yang indah.