Tentang Rumah dan Cerita yang tidak akan selesai

Saya masih ingat perkataan Nanie, sewaktu pertemuan terakhir di Igo Bakery.

"Kenapa sepertinya kau menghilang? Tidak bisa diajak bercanda seperti dulu. Hidupmu sudah terlalu serius"


Seperti itukah? Sepertinya memang iya. Saya bahkan sudah lupa kapan bisa tertawa dengan lepas. Kapan bisa berbuat ugal-ugalan, dan menjadikan dunia hanya sebuah lelucon besar. Saya lebih memilih menjadikan diam sebagai tembok pengaman yang paling ampuh. Untuk menutupi bahwa memang saya sedang lelah yang teramat sangat.



Sepintas saya mencoba mengingat, karena siapa saya bisa berada diposisi sekarang? Saya bisa dengan tegas mengatakan kalau bukan gara-gara teman di Komunitas Blogger Makassar, mungkin saya masih akan seperti dulu. Introvert dan masih egois dalam memandang hidup. Siapa yang pertama kali menjerumuskanku untuk menjadi MC dan tampil didepan publik? Mereka. Entah atas dasar percaya bahwa saya bisa, atau memang ingin menjerumuskan saya. Tapi lihatlah sekarang. Saya bisa bicara dimanapun, dan kapanpun di depan umum. Karena rasa percaya yang mereka berikan. Karena mereka tahu saya bisa. Sedangkan saya sendiri terkadang dihinggapi ragu yang teramat besar.

Entah sudah berapa malam dan berapa ratus hari yang telah terlalui. Memintal cerita dan menjelajah berbagai macam tempat dan emosi. Bukankah begitu sebuah rumah? Ketika kau tidak hanya merasakan senang, tetapi juga merasa susah, sedih, karena itu sudah menjadi bagian dalam dirimu. Menjadi satu dalam keseharianmu.

Saya tahu potongan lagu di video itu milik siapa. Saya tahu, potongan foto-foto di video itu milik siapa. Milik mereka yang selama 4 tahun ini telah menjadi teman, sahabat, yang bisa diajak berbagi apa saja. Berbagi kegilaan dan berbagai kemustahilan yang terkadang tidak masuk di akal. Teman-teman yang telah membuat saya menjadi orang yang nyaman menjadi diri sendiri. Tanpa perlu ditutupi, tanpa perlu menjadi orang lain.

Lantas mengapa saya berubah? Tidak ada yang berubah sebenarnya. Saya bukan Power Rangers. Saya hanya lelah dengan semua rutinitas yang menyita. Mereka pun mengerti itu, tetapi tidak ingin membahasakannya. Walaupun ada sejuta rindu untuk berkumpul dan berbagi kegilaan dengan mereka. Saya terlalu berdrama? Mereka pasti akan mengerti sisi diriku yang ini.

Seperti sebuah rumah dengan ceritanya yang tidak akan selesai, mungkin saya melewatkan episode Ulang Tahun ke 4 ini. Melewatkan satu momen yang pasti tidak akan berulang. Tapi saya tidak perlu sedih, karena saya tahu didalam rumah ini penuh dengan orang hebat. Penuh dengan orang-orang yang memiliki cerita dan perannya masing-masing sehingga masih banyak cerita dan masih banyak hari yang akan terlalui bersama mereka.

Selamat Ulang Tahun, Komunitas Blogger Makassar, AngingMammiri yang tercinta. Saya bangga menjadi bagian dari keluarga ini. Peluk hangatku untuk kalian semua.

1 Comment to Tentang Rumah dan Cerita yang tidak akan selesai

angingmammiri memang keren!!!!!