Hidup ini terus berjalan. Seperti sebuah garis konstan yang berjalan lurus. Semuanya memiliki awal dan harus berakhir. Dimana setiap titik perpotongan mungkin akan membuahkan satu cerita. Ketika setiap persimpangan membuahkan sebuah pilihan. Dimana hidup menyapamu saat ini?
Seperti sebuah titik tengah sebuah pentagon, saya harus membagi rata semua pikiranku. Membuat kembali merasa normal. Membuat emosi menjadi stabil. Saat semua orang menumpahkan semua permasalahannya di telingaku. Kali ini saya tidak boleh terpengaruh, karena semuanya mengusung tema yang menjebak. Perasaan, hubungan, komitmen untuk bersama dan menjadi pasangan.
Seorang teman mengikuti kata hatinya. Untuk sedikit bermain api di dalam hubungan yang dijalaninya. Ketika api itu semakin besar dan tidak bisa dia kendalikan, akan kemanakah drama yang akan terjadi? Saya kira perjalanan menempuh ratusan kilo ke tanah kelahiran sang pacar tidak bisa dianggap remeh. Tentang kejelasan dan alasan mengapa dia melakukan semua itu. Ketika tumpahan amarah dan luapan kekesalan semuanya bisa terhapus dengan sebuah kata maaf. Semuanya untuk satu tujuan yang lebih baik, membuat hubungan semakin kuat kedepannya.
Seorang teman lagi juga terlihat semakin bijak melihat hubungannya. Konsep berkeluarga yang diusungnya mungkin terlalu cepat. Apalagi mereka belum terikat dengan sebuah janji sacral. Tapi dia menikmatinya. Raut wajahnya ketika bercerita setiap konflik yang terjadi, menggambarkan dia sudah sangat siap dengan konsekuensi yang diambilnya. Kematangan berpikir yang pastinya tidak akan dimiliki oleh semua orang. Satu yang sangat saya syukuri adalah dia tidak merasa hilang lagi seperti dulu. Dia sudah menikmati hidup dan menjalani pilihan hidupnya. Mengenai apa yang dilakukannya, itu adalah hak dia, saya hanya bisa mendengarkan dan menjadi teman berbagi yang setia.
Semuanya membuatku kembali berpikir, apakah memang semua perjuangan itu layak dilakukan? Untuk berkompromi dan membentuk suatu hubungan? Seperti sebuah sajak yang paling perih sepertinya permasalahan mengenai hubungan tidak akan pernah selesai. Karena ada dua kepala yang harus disatukan. Ada 2 ego yang harus dilebur untuk membentuk konsensus bersama bagaimana menjalani hidup.
Tidak semua orang bisa seberuntung itu. Memiliki riak-riak dalam menjalani hubungan. Seringkali saya berpikir, sebenarnya yang mana lebih baik? Sebuah hubungan yang penuh dengan drama, ataukah sebuah hubungan yang bisa dikatakan adem ayem saja. Ketika semua ritual hubungan dilakukan, makan malam, nonton, ngobrol tentang keseharian. Apakah itu tidak akan sangat membosankan?
Bagaimana dengan saya? Entahlah. Sayapun masih terus mencari dan bertanya pada diri sendiri. Apakah saya sudah siap? Apakah saya sudah harus bermain didalam konteks itu? Dimana saya harus memilih dan berpikir tentang sebuah hubungan. Karena jujur, ini tidak pernah terlintas dengan kepalaku. Ketika pilihan seperti ini semestinya sudah keluar 6 atau 7 tahun yang lalu, saya baru mengalaminya. Sehingga semua galau dan euphoria mengenai perasaan seringkali bertengkar hebat dengan logika.
Akan kemanakah pilihan ini akan berjalan? Masih ada esok yang akan menanti. Masih ada kompromi yang pasti akan terjadi. Tapi saya sudah memastikan diri, bahwa saya sudah siap. Siap untuk hubungan yang entah akan berujung kemana. Semoga semuanya akan baik-baik saja. Amin.
Soundtrack untuk postingan ini : Regina Spektor - Us
image, ngembat disini.
(Lagi) Tentang Hubungan
Tuesday, October 12, 2010
2:48 PM
Private Emotion
| Posted by iQko
1 Comment to (Lagi) Tentang Hubungan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- iQko
- Sedikit apatis, Sedikit sarkastis,Menyukai hujan dan sore hari, Selalu bermimpi.
It may sound absurd…
but don’t be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed…
but won’t you concede
Even heroes have the right to dream
And it’s not easy to be me.
(Five For Fighting - Superman) - June 2011 (1)
- March 2011 (1)
- January 2011 (10)
- December 2010 (3)
- November 2010 (10)
- October 2010 (9)
- September 2010 (8)
- May 2010 (6)
- April 2010 (2)
- March 2010 (5)
- February 2010 (2)
- January 2010 (4)
- December 2009 (3)
- November 2009 (2)
- September 2009 (1)
- August 2009 (2)
- July 2009 (13)
- June 2009 (7)
- May 2009 (1)
- April 2009 (8)
- March 2009 (3)
- September 2008 (1)
- August 2008 (3)
- July 2008 (4)
- June 2008 (2)
- May 2008 (2)
- April 2008 (6)
- March 2008 (2)
- February 2008 (1)
- January 2008 (2)
- December 2007 (5)
- November 2007 (1)
- October 2007 (2)
- September 2007 (3)
- June 2007 (2)
- May 2007 (3)
- April 2007 (5)
- March 2007 (6)
- February 2007 (6)
- January 2007 (5)
- December 2006 (10)
- November 2006 (13)
- October 2006 (4)
- September 2006 (11)
- August 2006 (9)
- July 2006 (13)
-
-
-
-
Surat Suara Tanpa Angka10 years ago
-
Setelah Pilkada Selesai3 weeks ago
-
Bersambung10 years ago
-
Belanja Hemat dengan Harga Teman5 years ago
-
-
-
-
-
luka kali ini7 years ago
-
I had to go on welfare16 years ago
-
-
-
-
ani dan teman kecilnya9 years ago
-
Seketika Ke Sukabumi4 years ago
-
-
Nestle Dancow Explore Your World7 years ago
Search
About Me
Afiliate
Followers
Blog Archive
Labels
Ordinary LIfe
(54)
Private Emotion
(28)
another day
(26)
Me and My Stupid Mind
(14)
Track Of The Day
(14)
Track Review
(9)
Journey
(8)
Muviee Review
(8)
Tips
(7)
Advertising
(6)
Memory
(6)
Book Review
(4)
Friendship
(4)
Blog 31 hari
(3)
Love
(3)
Track Of The Week
(3)
place to go
(3)
program televisi
(3)
Album Review
(2)
Lyricious Power
(2)
a list
(2)
wisata kuliner
(2)
Pick And Play
(1)
Televisi
(1)
Hey you........ the Drama is still on.. it's called Life, and we are the player.. wanna take part of it?
*sambil mikir, siapa mi itu yang siap berkeluarga..*