Beberapa hari yang lalu seorang sahabat mengirimkan sebuah sms. Katanya dia bingung dengan apa yang dia lakukan sekarang. Semuanya terasa sia-sia. Di usia 25 tahun, semuanya terasa membingungkan. Mengenai apa dan bagaimana dia menjalani masa depannya. Posisinya saat ini? Sedang mengambil kuliah S2 di kampus bergengsi di Yogyakarta dengan jalur beasiswa. Sebelum itu dia menolak lamaran untuk bekerja di dalam bank nasional. Itu baru sedikit catatan rekor dalam kehidupannya. Lantas mengapa dia mesti bingung dan takut dengan kehidupannya?
Setahun yang lalu pun saya berada di titik yang sama dengannya. Ketika label “fresh graduate” masih menempel di jidat dengan sangat segarnya. Walaupun saya sudah memiliki posisi dalam sebuah perusahaan sebagai marketing, tetap saja pertanyaan itu terus merongrong saya dari dalam. Mau jadi apa saya setahun kemudian? Bagaimana nasib saya kalau perusahaan ini tiba-tiba colaps? Bagaimana ini, bagaimana itu, sehingga saya merasa tanggung dan tidak nyaman menjalani hari demi hari di posisi tersebut.
Barulah seorang teman yang menyadarkanku tentang apa yang terjadi. Seseorang dengan usia yang dewasa dan pengalaman yang lebih banyak. Apa yang bisa terjadi pada seseorang di umur 24, 25, atau 26 tahun. Quarter life crisis. Sebuah barang dan kosa kata baru dalam kehidupanku.
Kenapa mesti dalam usia seperti itu? Barulah saya mengingat pelajaran dalam konteks psikologi sewaktu mengerjakan sang skripsi tercinta, bahwa usia 16 dan 17 tahun merupakan usia seseorang dalam mencari jati dirinya. Ketika dia memilih dengan siapa dia berteman dan bagaimana dia menjalani hari-harinya.
Nah, lantas di usia 24 inilah seseorang sudah mulai memasuki fase kemapanan. Dimana perbandingan terus terjadi dalam kehidupannya, “kenapa hidup saya tidak seperti miliknya?”, “kenapa kerjaan saya tidak seperti miliknya?”. Ditambah lagi hubungan relasi dengan seseorang, dalam hal ini pacar atau suami, yang mungkin belum dimiliki. Sehingga lengkaplah sudah penderitaan. Dimana dia harus berjuang sendirian untuk mencari kemapanan.
Twenty and thirtysomethings are reluctant (or unable) to save for their futures. Only half are saving for a pension and of those half think they’re not paying enough, according to research by pensions provider Standard Life. (Wikipedia)
Seperti yang dijelaskan oleh nona Wikipedia, sebenarnya masalah yang terjadi sangat sederhana. Ketika kita secara tidak langsung membandingkan hidup kita dengan orang lain. Ketika melihat orang lain sukses, kita langsung merasa bahwa apa yang kita kerjakan tidak ada apa-apanya. Saya mengingat perkataan Mario Teguh, “jangan pernah berjalan dengan menggunakan sepatu orang lain”. Mengapa? Belum tentu sepatu tersebut cocok dengan ukuran kaki kita, belum tentu cocok dengan style kita. Jadi mengapa harus memaksakan diri?
Okelah, rasanya sangat tidak adil saya berkata ini sekarang. Posisi saya sudah berada di titik aman. Memiliki pekerjaan yang bisa menjaminku sampai anak cucu kelak, tapi hey, bukankah sudah saya katakana sebelumnya? Saya juga pernah berada di fase itu dan saya masih cukup kuat untuk melewatinya.
Apakah sang teman tidak sadar ada jutaan orang yang ingin berada di posisinya yang sekarang? Menikmati kuliah di kampus bergengsi? Padahal belum tentu sarjana yang lain memiliki kesempatan yang sama. Bahkan beberapa orang memiliki nasib yang lebih buruk. Sebenarnya sederhana, jangan selalu melihat ke atas, bisa saja lehermu akan pegal dan sakit. Cobalah melihat ke bawah. Melihat kenyataan yang ada dari sudut pandang yang berbeda.
Pada akhirnya bagi mereka yang akan memasuki usia seperti itu, silahkan persiapkan diri. Mau tidak mau dilemma itu pasti terjadi, sehingga ketika saatnya tiba kamu bisa melewatinya. :D
Sometimes silence can seem so loud, There are miracles in life I must achieve, But first I know it starts inside of me (R. kelly - I Believe I Can Fly)
*nb : I know you can handle it sist,
Quarter-life crisis, is it okay?
Sunday, March 14, 2010
6:25 PM
Ordinary LIfe,
Private Emotion,
Spirit
| Posted by iQko
2 Comments to Quarter-life crisis, is it okay?
Pengalaman yang menarik. Dengan membaca tulisan anda dan kasus teman anda, saya juga baru nyadarl. Ternyata kita harus belajar dan belajar dari orang lain. Karena ternyata dalam diri kita saja tidak cukup menjadi bekal diri untuk menghadapi hidup. Trims.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- iQko
- Sedikit apatis, Sedikit sarkastis,Menyukai hujan dan sore hari, Selalu bermimpi.
It may sound absurd…
but don’t be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed…
but won’t you concede
Even heroes have the right to dream
And it’s not easy to be me.
(Five For Fighting - Superman) - June 2011 (1)
- March 2011 (1)
- January 2011 (10)
- December 2010 (3)
- November 2010 (10)
- October 2010 (9)
- September 2010 (8)
- May 2010 (6)
- April 2010 (2)
- March 2010 (5)
- February 2010 (2)
- January 2010 (4)
- December 2009 (3)
- November 2009 (2)
- September 2009 (1)
- August 2009 (2)
- July 2009 (13)
- June 2009 (7)
- May 2009 (1)
- April 2009 (8)
- March 2009 (3)
- September 2008 (1)
- August 2008 (3)
- July 2008 (4)
- June 2008 (2)
- May 2008 (2)
- April 2008 (6)
- March 2008 (2)
- February 2008 (1)
- January 2008 (2)
- December 2007 (5)
- November 2007 (1)
- October 2007 (2)
- September 2007 (3)
- June 2007 (2)
- May 2007 (3)
- April 2007 (5)
- March 2007 (6)
- February 2007 (6)
- January 2007 (5)
- December 2006 (10)
- November 2006 (13)
- October 2006 (4)
- September 2006 (11)
- August 2006 (9)
- July 2006 (13)
-
-
-
-
Surat Suara Tanpa Angka10 years ago
-
Setelah Pilkada Selesai3 weeks ago
-
Bersambung10 years ago
-
Belanja Hemat dengan Harga Teman5 years ago
-
-
-
-
-
luka kali ini7 years ago
-
I had to go on welfare16 years ago
-
-
-
-
ani dan teman kecilnya9 years ago
-
Seketika Ke Sukabumi4 years ago
-
-
Nestle Dancow Explore Your World7 years ago
Search
About Me
Afiliate
Followers
Blog Archive
Labels
Ordinary LIfe
(54)
Private Emotion
(28)
another day
(26)
Me and My Stupid Mind
(14)
Track Of The Day
(14)
Track Review
(9)
Journey
(8)
Muviee Review
(8)
Tips
(7)
Advertising
(6)
Memory
(6)
Book Review
(4)
Friendship
(4)
Blog 31 hari
(3)
Love
(3)
Track Of The Week
(3)
place to go
(3)
program televisi
(3)
Album Review
(2)
Lyricious Power
(2)
a list
(2)
wisata kuliner
(2)
Pick And Play
(1)
Televisi
(1)
mengerikan kawan, teman2 yang bekerja saja bisa mengeluh, apalagi yg masih menganggur seperti saya, hiks..hiks...hiks..
tulisan yang bagus, kawan :)