Semoga yang terbaik yang menang!!!


Menyimak perjalanan politik beberapa hari sebelum pemilihan umum presiden rasanya seperti melihat panggung sandiwara yang besar. Dimana lakon demi lakon terus dimunculkan untuk membuat situasi menjadi lebih kisruh. Dari dulu saya paling malas membahas masalah politik. Bukan menghindari, cukuplah mengikuti dan tahu apa yang terjadi dengan peta politik Indonesia. Masih banyak orang yang berkompeten berbicara mengenai hal itu.

Tapi pernyataan Alfian Mallarangeng selaku Juru Bicara Kepresidenan juga Tim Kampanye Nasional pasangan SBY-Boediono telah membuat riak yang begitu terasa di Sulawesi Selatan. Di Makassar pun, riak itu lebih terasa lagi. Saya masih mendapati sisa-sisa pendemo yang menggunakan truk tronton di depan Monumen Mandala. Spanduk yang mereka tuliskan pun cukup jelas, ”Kami Warga Sulsel Tidak Terima Penghinaan Mallarangeng Bersaudara” pun saya masih melihat juga ratusan polisi yang berjaga di depan kantor Demokrat di jalan Sudirman. Mendadak saya menjadi sedih, ada apa dengan negara kita? Pantaskah ini disebut sebagai pesta demokrasi? Dimana hak kita sebagai warga negara?

Yang menjadi persoalan tentu saja statement yang dikeluarkan oleh Alfian mengenai Orang Sulsel yang belum pantas menjadi presiden. Pernyataan ini seakan menohok perasaan orang Sulsel. Apalagi dilakukan di kampung sendiri. Gelombang penolakan pun terjadi dimana-mana. Dari forum rektor, pengamat politik, sampai rakyat biasa (seperti saya) pun tersinggung dengan dengan statement ini. Apakah memang masalah ras pantas dipersoalkan?

Kemegahan pesta politik terbesar rasanya memang sudah pantas dengan konflik-konflik seperti ini. Toh, seolah-olah masalah kampanye ini dibuat untuk saling mengumpulkan poin. Siapa yang bisa menciptakan euforia besar. Masalah rasis dalam pemilihan presiden kali ini entah mengapa berhembus cukup keras, dimulai dari selebaran mengenai agama istri pak Boediono, Jusuf Kalla yang orang Sulsel, berikutnya apa? Megawati yang perempuan? Huff!!! Sebenarnya apa ujung akhirnya? Ketika melempar isu-isu yang sebenarnya tidak berhubungan seperti ini? Toh presiden akan dipilih berdasarkan kemampuannya, berdasarkan visi misinya, berdasarkan apa yang bisa diperbuatnya untuk negara kita tercinta.

Saya sangat menyayangkan saja ketika ide-ide isu ini dihembuskan untuk membuat suasana menjadi ricuh. Untuk menambah poin. Bisa saja isu-isu ini justru menjadi boomerang dan menohok pihak sendiri. KPU sudah memberikan kesempatan untuk melakukan kampanye terbuka, debat di televisi pun sudah dilakukan. Untuk apa membuat isu-isu yang tidak penting lagi?

Kekhawatiran saya tentu saja ketika pemilihan presiden tanggal 8 Juli nanti telah selesai dan ada yang tidak puas dengan hasilnya. Bisa saja konflik yang muncul sekarang tidak selesai, justru membuncah di saat pemenang telah didapatkan. Menang dari apa? Sementara rakyatnya sendiri justru berperang satu sama lain? Marilah kita sama-sama menjaga kondisi di Indonesia. Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Tentu yang terbaiklah yang akan menang. Siapapun dia, tentu akan didukung. Toh presiden memang Cuma satu kok!

Nb : ingat yah! Tanggal 8 Juli nanti, silahkan mencontreng sesuai dengan pilihan. Ayo bersama bangun Indonesia!!!

images dari sini

beritanya dapat disaksikan di :
1. Protes Mallarangeng Berlanjut
2. Ribuan Warga Sulsel Protes Mallarangeng
3. Mahasiswa Protes
4. Video Ucapan Mallarangeng

1 Comment to Semoga yang terbaik yang menang!!!

bo'
ternyata dirimu posting tentang politik juga
eike juga posting tapi bukan ngobrolin tentang politik sih
wakakakaaa...