Biro-crazy

Kulari kehutan kemudian teriakku..
Kulari ke pasar kemudian teriakku..

Emang itu yah lanjutannya?? Hehehehe, just some curiosity ajah. Karena itulah yang saya rasakan dua hari ini. Pengen teriak bu! Gila aja. Memang yang namanya birokrasi itu aplikasinya beribet! Banyak banget hal-hal yang harus diurus. Kenapa mesti berurusan sama birokrasi lagi?
Biasa, masalah proposal. Kayaknya kehidupan saya selama setahun ini nggak jauh-jauh dari proposal dan seribu satu macammnya. Setelah beberapa minggu yang lalu saya sempat kecele di kantor camat rappocini, kesalahan itu tidak mau saya ulangi lagi.

“mana rekomendasi dari kesatuan bangsa? Ini gak bisa melakukan penelitian langsung disini. Urus rekomendasi dulu di pemkot!”

Gubrak! Itulah perkataan salah satu ibu-ibu pns di kantor kecamatan rappocini. Ditambah balutan baju dinas, rasanya surat penelitian saya tidak ada arti apa-apanya. Walopun gambar ayam sudah tercantum sebagai logonya.

Jadi sudahlah, saya mengurus semuanya dari awal lagi. Mulai dari meminta tanda tangan pd3 yang berisikan surat penelitian, berjubel dengan calon mahasiswa baru di gedung registrasi. Sampai tersesat di kantor gubernur yang besarnya naujubileh. Tu gedung gak ada lift kali yah? Minimal petunjuk arah kek, biar seolah-olah tidak mencari jarum di tumpukan uang.

Kantor kesatuan bangsa dapat (walopun saya sebenarnya gak ngerti hubungan antara kesatuan bangsa dengan kantor kecamatan apaa??), masalah lainnya adalah, harus melampirkan proposal skripsi. Mampus! Yah, memang, saya bodoh. Itu sudah saya lakukan. Kemarin itu merupakan kali kedua saya datang. Kali ini dengan membawa proposal. Foto kopi ktp, menunggu 10 menit. Sim salabim rekomendasi keluar. Selesai? Harapan saya begitu. Tetapi ternyata belum, itu Cuma rekomendasi ke pemkot. Ya sodara, kesbang provinsi ke kesbang pemkot baru ke kecamatan dan ke kelurahan di mana tempat saya meneliti. Itulah jalur birokrasi yang harus saya lalui.

Di pemkot…, saya di ping pong lagi.

“mas, ini suratnya harus ke bagian umum dulu. Kan ditujukan untuk walikota makassar. Jadi nggak bisa ke kesbang langsung.”

Aargggggggggh. Mau gila. Jangan gila dulu. Belum sarjana. RSJ juga belum mau terima. Jadi lanjut saja perjuangannya. Setelah dua hari menunggu bolak balik (tragedy itu terulang lagi! Dimana siang-siang di saat matahari lagi lucu-lucunya saya mesti balik ke rumah buat nge print proposal ku tercintah) rekomendasi itu keluar juga. Amplop putih sudah di tangan satu buat camat ujung pandang baru. Satu untuk dekan.

Perjuangan? Lanjut terus!

Ps : besok saya mau bimbingan lagi sama PA tercinta, doakan yah!

0 Comments to Biro-crazy