Malam-malam tak berjejak

Ada suatu ketika saya ingin menghabiskan malam seperti ini.
Menembus malam dan bersisian dengan kemacetan.
Huru-hara jalanan yang membuat manusia terkadang lupa pada sesamanya.
Semuanya ingin laju dan terlebih dahulu.

Pada gedung-gedung bertingkat.
Membuat batas antara langit menjadi semakin dekat.
Tapi kenapa justru seperti perasaan terperangkap?
Kanan, kiri, depan, belakang, semuanya serupa.

Ada pula keriuhan yang terdengar.
Dari balik-balik meja yang terhampar rapi.
Terdengar pula cerita-cerita dari mereka.
Yang mencoba menggauli hari.

Tapi lantas kenapa ada sepi yang menyeruak?
Tiba-tiba aku merindukan teman-temanku lagi.
Yang bisa dengan seenak hati tertawa.
Yang bisa dengan seenak hati kutemui.

Entah apakah keinginan itu masih ada.
Untuk hidup dan berjalan disini.
Karena rasanya semua malam menjadi tak berjejak.
Hilang dalam tempias riuhnya kota.

(Episentrum Walk, 29 Oktober 2010)

1 Comment to Malam-malam tak berjejak

halo mas iqoberuang, pa kbr.
wah ternyata mas melow jg yah orangnya.
hehehe.
gmn mas, pesta bloggernya kemaren lancar?
akhirnya selesai sampe jam brp mas kemarin?
mas, klo lg ad waktu senggang boleh boleh dong komentarin blog sy.
dengan senang hati sy akan menerima masukkannya.
hehehe.
sebelomnya thx yah mas.