Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah artikel di sebuah tabloid-yang-saya-sudah-lupa-namanya mengenai profil seorang Bapak yang menjadi pengantar surat di Masjid Istiqlal. Apa yang membuatku takjub? Mungkin untuk mesjid di sekitar rumah, tidak membutuuhkan administrasi persuratan yang bisa menyamai kantor walikota. Tapi Mesjid Istiqlal? Singkat kata, sang Bapak bercerita mengenai pengalamannya mengantar surat untuk penceramah, atau undangan buat pejabat-pejabat di Jakarta untuk acara-acara khusus. Dengan modal utama sebuah sepeda motor, dia menembus gang demi gang untuk bisa sampai ke alamat tujuan.
Satu cerita lagi, pekan lalu saya sempat bertemu dengan seorang pak pos. Tepatnya sengaja ketemu karena beliau sudah kebingungan mencari satu alamat rumah. Berbekal wangsit dari saya yang-lumayan-kurang-bisa-dipercaya, akhirnya Pak Pos berhasil mendapatkan rumah tersebut.
Saya tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang pegawai pos. mungkin karena korespondensi persuratan saya sudah berakhir di jaman SD. Dengan satu sahabat pena dari Sumatra Utara. Urusan untuk ke kantor pos pun sekarang didasari dengan niat yang tidak biasa. Entah untuk membayar kreditan motor atau membayar rekening telepon. Beberapa bulan lalu saya mengunjungi kantor pos dengan ikhlas dan berniat berkirim surat. Surat apa? Apa lagi selain berkas CPNS saya? Hahaha.
Akhirnya kemarin saya diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang Caraka, Pengantar Surat, Pak Pos, ataupun istilah lainnya. Berbekal belasan surat tender yang harus dikirimkan kepada klien, maka melajulah saya bersama Caraka kantor. Loh, kok saya juga ikut? Berhubung surat tender ini isunya sangat sensitive, maka dibutuhkan bukti otentik bahwa surat tersebut memang telah sampai ke alamat dan tangan yang pas. Nah, disitulah peran saya. Memegang kamera dan membuat dokomentasi dari setiap surat.
Perjalanan menembus ujung Timur Makassar, yeah! Daerah Samata, Jipang, dan Minasa Upa, sampai ke bagian utara kota, yaitu daerah Sulawesi dan Banda, daerah Selatan kota Makassar, Cendrawasih, Tanjung dan Kumala, sampai akhirnya masuk ke pertengahan kota lagi. Yang menjadi urat terbesar dari jalan di kota Makassar. Yaitu jalan Pettarani.
Bagian tersulitnya adalah ketika banyak sekali alamat yang sudah berpindah, masuk lorong, penuh dengan jalanan becek (ini musim hujan teman!),sampai harus melakukan cara primitive untuk bisa sampai ke alamat tujuan. Yaitu bertanya sana sini. Sebenarnya pengalaman ini sudah pernah dan biasa saya lakukan. Di komunitas pun, saya yang sering bertugas mengantarkan undangan ataupun proposal ke seluruh penjuru mata angin. Bedanya? Kalau persuaratan kami saling berbagi tugas, sedangkan sekarang harus menghandle satu kota sendirian.
Dulu saya masih sering menganggap enteng profesi Caraka. Sebuah bukti keangkuhan karena berada di posisi lapisan atas. Tanpa pernah berpikir bahwa kami ini semua hanyalah bagian dari satu sistem yang lebih besar. Satu bagian saja yang tidak jalan maka keseluruhan sistem bisa chaos.
Sebuah bagian kecil yang terkadang terlupakan. Bagaimana sebenarnya sebuah posisi juga mempunyai tanggung yang sama. Hanya lingkup kerjanya saja yang berbeda. Mungkin saya beruntung masih bisa mengenyam bangku kuliah. Kalau tidak, posisi saya mungkin juga sama dengan Caraka tersebut.
Akhir-akhir ini saya pun sering sekali mendengar ungkapan walk in my shoes. Kita terkadang memasang stereotype seenak jidat dan tidak pernah membayangkan, bagaimana kalau kita berjalan dengan memakai sepatu orang lain? Atau sedikitlah mencoba bagaimana rasanya menjalani peran orang lain.
Setidaknya kemarin saya mendapat satu pelajaran lagi. Bahwa kita semua sudah memiliki peran dan kisah masing-masing. Tidak usah saling membandingkan antara Caraka, Pegawai ataupun posisi yang lain. Karena masing-masing mempunyai tanggung jawab dan permasalahannya masing-masing. Dan satu yang penting, menjadi seorang Caraka itu tidak mudah. Percayalah!
Caraka, bukan profesi yang bisa diremehkan.
Wednesday, February 03, 2010
7:42 AM
another day,
Ordinary LIfe
| Posted by iQko
2 Comments to Caraka, bukan profesi yang bisa diremehkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- iQko
- Sedikit apatis, Sedikit sarkastis,Menyukai hujan dan sore hari, Selalu bermimpi.
It may sound absurd…
but don’t be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed…
but won’t you concede
Even heroes have the right to dream
And it’s not easy to be me.
(Five For Fighting - Superman) - June 2011 (1)
- March 2011 (1)
- January 2011 (10)
- December 2010 (3)
- November 2010 (10)
- October 2010 (9)
- September 2010 (8)
- May 2010 (6)
- April 2010 (2)
- March 2010 (5)
- February 2010 (2)
- January 2010 (4)
- December 2009 (3)
- November 2009 (2)
- September 2009 (1)
- August 2009 (2)
- July 2009 (13)
- June 2009 (7)
- May 2009 (1)
- April 2009 (8)
- March 2009 (3)
- September 2008 (1)
- August 2008 (3)
- July 2008 (4)
- June 2008 (2)
- May 2008 (2)
- April 2008 (6)
- March 2008 (2)
- February 2008 (1)
- January 2008 (2)
- December 2007 (5)
- November 2007 (1)
- October 2007 (2)
- September 2007 (3)
- June 2007 (2)
- May 2007 (3)
- April 2007 (5)
- March 2007 (6)
- February 2007 (6)
- January 2007 (5)
- December 2006 (10)
- November 2006 (13)
- October 2006 (4)
- September 2006 (11)
- August 2006 (9)
- July 2006 (13)
-
-
-
-
Surat Suara Tanpa Angka10 years ago
-
Setelah Pilkada Selesai3 weeks ago
-
Bersambung10 years ago
-
Belanja Hemat dengan Harga Teman5 years ago
-
-
-
-
-
luka kali ini7 years ago
-
I had to go on welfare16 years ago
-
-
-
-
ani dan teman kecilnya9 years ago
-
Seketika Ke Sukabumi4 years ago
-
-
Nestle Dancow Explore Your World7 years ago
Search
About Me
Afiliate
Followers
Blog Archive
Labels
Ordinary LIfe
(54)
Private Emotion
(28)
another day
(26)
Me and My Stupid Mind
(14)
Track Of The Day
(14)
Track Review
(9)
Journey
(8)
Muviee Review
(8)
Tips
(7)
Advertising
(6)
Memory
(6)
Book Review
(4)
Friendship
(4)
Blog 31 hari
(3)
Love
(3)
Track Of The Week
(3)
place to go
(3)
program televisi
(3)
Album Review
(2)
Lyricious Power
(2)
a list
(2)
wisata kuliner
(2)
Pick And Play
(1)
Televisi
(1)
salam sobat
pertamaxxx komentnya