Terkadang kita menginginkan suatu hari bisa berjalan dengan normal. Tentu saja normal dalam konteks yang sesungguhnya. Satu konteks normal yang ada di dalam pikiran saya, adalah ketika bangun tidur langsung teringat bahwa hari ini saya siaran pagi, trus lanjut ha ha hi hi di kantor. setelah itu dapat petuah dan ilmu dari ibu supervisor. terkadang dalam setiap percakapan dengannya selalu ada filosofi hidup yang dapat diambil. Habis itu ke kampus. Menempuh jarak ribuan eh puluhan kilo hanya untuk mendapati kenyataan bahwa bertambah lagi satu teman saya yang akan proposal skripsi dan saya belum mengerjakan apapun. Setelah itu balik ke kantor. siaran sore, lalu pulang. Baca baca, trus tidur. Untuk kemudian menunggu sampai besok. Sampai semua terulang kembali.
Yah, terkesan sederhana? Begitulah ritme kehidupan saya seminggu ini dan tampaknya untuk beberapa minggu ke depan akan tetap sama. Cuman hari ini saja yang terasa lumayan beda. Lumayan spesial. Lumayan melelahkan. Lumayan kisruh.
Saya mendapati pagi ini menjadi (sangat) dingin di kamar depan. Niat saya untuk mencari tidur yang lebih baik ternyata berbalik arah. Saya menggigil kedinginan ketika jam 3 subuh. Dan itu artinya merangsang siklus pengeluaran untuk diakhiri lebih cepat. Akhirnya? Yah bisa tertebak, bangun stengah 4 untuk sekedar mengeluarkan ampas-ampas makanan dari perut. Kelar 3 lewat 45, tidur lagi trus bangun sejam kemudian. Rasanya? Ngantuk. Karena hanya tidur-tidur ayam saja selama sejam. Pokoknya kacau. Dan dikarenakan perbuatan dosa tapi nikmat yang kita lakukan di hari kemarin, terpaksa mandi wajibnya dimajuin ke subuh. Soalnya mo shalat subuh sebelum ngantor. Dan ritual di kamar mandi ternyata lebih lama, kelar semuanya ya mandi ya pakaian ya berias, ternyata udah jam 6. nyampe di kantor telat 5 menit. Gak enak ama kak adhe. Barusannya saya datang telat. Kisruh nomor satu.
Tapi entah mengapa perasaan itu yang membuat saya lebih tenang. Lebih fokus siarannya. Pharmaton morning spirit a.k.a PMS! Semuanya berjalan lancar. Cuman ketika menjabarkan filosofi seorang tukang batu saja saya menjadi belibet. Perasaan udah kebanyakan ngomong, tapi ternyata nggak. Tabrak lagu lagi jo! Hancur deh semua badan saya ditabrak sama intro lagu terus. Saya menerima satu telpon. Menanyakan penukaran t shirt film in the name of love. Setelah itu, ternyata saya tidak menutup rapat telpon 831035. setelah lagu terakhir di PMS hal ini baru saya sadari. Pantas. Sedari tadi nggak ada telpon yang masuk selama saya PMS. Kisruh nomor dua.
Kelar siaran pagi, nongkrong dulu sambil baca koran. Liat infotainment untuk siaran sore. Hore!!! Ada bu shanty bawain sarapan. Nasi kuning komplit. Komplit dengan daging dan telur. Jadinya gak jadi nyarap ikan bakar pagi ini. Datang ibu titin. Nyuruh tinggal untuk dubbing iklan. Tunggu kak dei, sang pembuat iklan. Kak ade selesai siaran teras kita. Dia tinggal untuk cerita cerita juga. Saya masuk ke ruangan produksi untuk rubah skrip iklan yang mau dibuat. Soalnya terlalu berlogat. Kak dei datang telat, semua orang marah. Akhirnya iklan belum bisa naik karena belum kelar, dan saya ninggalin kantor udah jam stengah satu siang. Gak jadi ngampus lagi. Kisruh nomor tiga.
Masuk siaran sore, galeri indonesia. Adlips nya bejibun. Lagu yang masuk kok melow semua? Bertema patah hati lagi. Apa yang terjadi? Entahlah. Ello-kisah kita tlah usai, afgan-entah, rebecca-maafkan aku mencintai kekasihmu, ari lasso-hampa. Kisruh nomor empat.
Karena sesuatu dan lain hal, saya masih ada di warnet ini. Masih mencoba mencari banyak hal. Mengenai advertising radio. Padahal mestinya saya sudah di rumah, membaca marketing in venus yang baru saya beli kemarin. Dan kenapa saya masih terus melanjutkan postingan ini? kisruh nomor lima.
Kisruh
Thursday, April 17, 2008
7:59 PM
Ordinary LIfe
| Posted by iQko
1 Comment to Kisruh
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
- iQko
- Sedikit apatis, Sedikit sarkastis,Menyukai hujan dan sore hari, Selalu bermimpi.
It may sound absurd…
but don’t be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed…
but won’t you concede
Even heroes have the right to dream
And it’s not easy to be me.
(Five For Fighting - Superman) - June 2011 (1)
- March 2011 (1)
- January 2011 (10)
- December 2010 (3)
- November 2010 (10)
- October 2010 (9)
- September 2010 (8)
- May 2010 (6)
- April 2010 (2)
- March 2010 (5)
- February 2010 (2)
- January 2010 (4)
- December 2009 (3)
- November 2009 (2)
- September 2009 (1)
- August 2009 (2)
- July 2009 (13)
- June 2009 (7)
- May 2009 (1)
- April 2009 (8)
- March 2009 (3)
- September 2008 (1)
- August 2008 (3)
- July 2008 (4)
- June 2008 (2)
- May 2008 (2)
- April 2008 (6)
- March 2008 (2)
- February 2008 (1)
- January 2008 (2)
- December 2007 (5)
- November 2007 (1)
- October 2007 (2)
- September 2007 (3)
- June 2007 (2)
- May 2007 (3)
- April 2007 (5)
- March 2007 (6)
- February 2007 (6)
- January 2007 (5)
- December 2006 (10)
- November 2006 (13)
- October 2006 (4)
- September 2006 (11)
- August 2006 (9)
- July 2006 (13)
-
-
-
-
Surat Suara Tanpa Angka10 years ago
-
Setelah Pilkada Selesai3 weeks ago
-
Bersambung10 years ago
-
Belanja Hemat dengan Harga Teman5 years ago
-
-
-
-
-
luka kali ini7 years ago
-
I had to go on welfare16 years ago
-
-
-
-
ani dan teman kecilnya9 years ago
-
Seketika Ke Sukabumi4 years ago
-
-
Nestle Dancow Explore Your World7 years ago
Search
About Me
Afiliate
Followers
Blog Archive
Labels
Ordinary LIfe
(54)
Private Emotion
(28)
another day
(26)
Me and My Stupid Mind
(14)
Track Of The Day
(14)
Track Review
(9)
Journey
(8)
Muviee Review
(8)
Tips
(7)
Advertising
(6)
Memory
(6)
Book Review
(4)
Friendship
(4)
Blog 31 hari
(3)
Love
(3)
Track Of The Week
(3)
place to go
(3)
program televisi
(3)
Album Review
(2)
Lyricious Power
(2)
a list
(2)
wisata kuliner
(2)
Pick And Play
(1)
Televisi
(1)
asyik....