sebuah percakapan

*percakapan ini nyata terjadi di atas sebuah angkutan kota jurusan cendrawasih-unhas, dimana para pelaku baru saja pulang kuliah dan tidak bermaksud untuk menjelekkan pelaku. hanya berbicara fakta apa yang terjadi dan apa yang ada di dalam kepala sang pendengar. apabila terdapat kesamaan tokoh dan cerita, harap maklum beginilah bentuk moral orang-orang kebanyakan pada saat ini. maaf sebelumnya kalau ada revisi sedikit mengenai substansi percakapan, maklum gejala osteoporosis,,,

pelaku :
x << mahasiswa, cowok, umur sekitar 21 tahun, baju polo biru, topi putih, tas slempang kecil (banget)
y << mahasiswa, cewek, umur sekitar 20 tahun, baju garis-garis hijau, tas yang biasa dijinjing
z << saya, mahasiswa, umur twenty something, baju coklat sesuai dengan spatu pantofel yang baru saya beli (narsis!!!)

isi percakapan :
y : mana -tiiiiiit- (nama salah satu temannya x), kenapa ndak sama pulang?
x : ndak tau itu, masih ada temannya dia tunggu kayaknya
y : oh, sampai jam berapa kuliah mu kah?
x : deh, padat skali kuliahku dari jam 8 tadi sampai jam 3, sambung terus
y : memang berapa sks kau ambilkah?
x : 23 SKS dong, soalnya IP ku yang dulu 4,00
y : betulan? ah, bohong pasti!
x : masa saya bohong? semester lalu 19 SKS saya ambil, tapi ada satu mata kuliah yang kosong, jadi yang dinilai cuma 16 SKS, makanya IP nya 4,00
z : (pantasan IPnya 4, wong cuma 5 mata kuliah, saya mah juga bisa kalau cuma segitu SKS yang diambil!)
y : kenapa bisa kosong? maksudnya nilai tunda?
x : tidak, memang kosong, jadi dari 19 SKS yang dinilai cuma 16
z : (duh, cantik-cantik kok geblek, emang jadi mahasiswa udah berapa lama? kan emang beda nilai TUNDA dengan nilai KOSONG)
x : makanya skarang banyak skali kuliahku, yah, biar sajalah
y : memangnya kuliahmu hari apa saja kah?
x : hari senin sama kamis. tapi itu juga dari pagi sampai sore, jadi sama aja
y : wih, jadwalnya sama denganku. cuma saya ada kuliah HI hari rabu
z : (mmm, tebak-tebak berhadiah,, HI << hukum internasional kah? atau hukum indonesia kah?)
x : ambil kuliah perdata kah?
y : belum, baru nanti akan saya rencanakan

...

narator : dan percakapan terus berlanjut mengenai mata kuliah mereka in which way saya tidak mengerti apa yang mereka bahas dan dosen-dosen siapa saja yang mereka ceritai, sampai pada pembicaraan,

...

x : eh, beasiswa sudah keluar toh?
y : iya, sudah keluar, tadi baru saja saya urus
x : ada namaku kau lihat?
y : ndak tahu, tapi saya sama -tiiittt- (temannya si y) namanya ada di pengumuman, makanya langsung saya urus
x : sama siapa kau kasi berkasmu?
y : ada sama bapak R di akademik. untungnya saya kenal. jadi dia yang bantu kasi loloskan berkasku. kau iya?
x : (ketawa jahat) itu hari tidak sengaja lewat depan rumahnya om ku. langsung ka dipanggil masuk, dan ditawari beasiswa, tentu saja siapa yang nolak? jadi langsung ji saja, ndak kasi masuk berkas ji
y : deh, enaknya. kan ada diurus surat keterangan keluarga, slip gaji, dan temannya-temannya
x : (masih ketawa jahat) kalo saya gampangji, ndak pake semua itu
z : (ckckckckc, yo olooooooooooooo, bisa-bisanya itu kau ketawa dan berkata segampang itu ada yang URUS kan. saya sama nire, ballo dan yang lainnya berdarah-darah urus itu beasiswa, di ping-pong sana sini, mau gila!)
y : enaknya kalau punya om di kampus
x : tapi kau lihat ji ada namaku toh?
y : ndak tau mi, tapi kalau memang ada nanti sama-sama urus nah!
x : traktir ka nanti
y : dapat jako juga beasiswa, masa minta traktir
z : (dasar cowok tidak modal! bisa-bisanya itu kau minta traktir sama cewek?)
x : nanti saya traktir makan di kampus, kau yang traktir makan sama nonton. okeh!
z : (mari sama-sama teriak, TIDAK MODAL!!!)
y : kau juga minta traktir, ini saya bingung juga mau saya kasih berapa itu bapak.
x : maksudmu?
y : itu, bapak R yang uruskan ka. pasti ada UANG TERIMA KASIHNYA. rencana mau ka kasih 50 ribu
x : deh, banyak sekali. 20 ribu saja
y : deh, ndak enaknya. masa cuma 20 ribu. nanti tidak dia URUS kan lagi
x : terserah kau, kalo saya kan tidak perlu ada uang terima kasihnya
y : deh, kau dari OM mu yang kasih lolos. jadi ndak usah ada ongkosnya.

...

narator : percakapan dalam perjalanan ini terus berlanjut, mengenai kabar teman-teman si x, karena kayaknya si x ini tipe cowok ngartis yang jarang ke kampus karena disibukkan show ke luar daerah ataukah tidak ingin dikatakan selalu mudik setiap waktu. jadinya dia saban akhir minggu selalu ke luar makassar, katanya sih untuk mengurus proyeknya. yah, percakapan yang seperti itulah, sampai ada satu lagi ini pembicaraan mereka yang menarik,

...

x : kau sudah ambil kuliah hukum adat?
y : belum. kenapa kah?
x : SP (semester pendek-red) kan saja.
y : bisa kah? saya kira yang bisa di SP kan hanya kuliah-kuliah yang di programkan semester ini. kalau memang E atau C, baru bisa di SP
x : siapa bilang? ini saya banyak mau saya SP kan kuliahku. supaya cepat selesai bodo'
y : betulko deh.
x : ini nanti banyak mata kuliah semester 3 yang mau saya SP kan, supaya nanti semester depan saya langsung ambil mata kuliah semster 5 saja
z : (yang dimana saya tidak mengerti, ni X anak semester awal atau akhir? kalau dia semester 2 skarang, hebat banget, SP ambil mata kuliah semester 3, trus nanti ketika mestinya semester 3, ngambil mata kuliah semester 5. hmmm,, taktik yang hebat atau bodoh?)
y : iya yah, supaya nanti bisa cepat berkurang jumlah kreditnya
x : nah, kan nanti ada uang beasiswa, BAYAR saja itu pegawainya, langsung dikasih itu formulir kuliahnya
y : jadi betulan nanti kau mau SP?
x : iya, asal ada UANG. pasti beres.
y : nanti telpon ka nah
x : masih nomormu yang dulu toh?

...

moral cerita : mungkin ini sudah menjadi hal yang biasa di dalam masyarakat kita, tapi yang membuat miris adalah, yang melakukan percakapan diatas adalah mahasiswa fakultas HUKUM. tidak menggeneralisasikan, tapi beginikah gambaran dari calon yang akan bekerja sebagai pengacara, atau di bidang hukum lainnya?
semoga akan ada hari esok yang lebih baik buat kita semua.

6 Comments to sebuah percakapan

lo rekam semua percakapan?
gila ajah kalo lo hapal mpe sebegitu detailnya! haqhaqhaq...
as one had said..
TII. this is Indonesia

Anonymous
10:40 PM

Masya Allah.. Buat saya ini lebih mengerikan dari IPDN..

Anonymous
9:18 AM

busettttt..smpe apal detil bgt..!!!
recordernya pake apa tuh..???

hmmm....manteb mentong...setuju sama yang diatas..ini jauh lebih mengerikan dari IPDN...ndak terlihat tapi jauh lebih mematikan..terima kasih sudah membaginya..

wow, the longest post ever nih? panjang bgt ko. tp menarik skali membaca percakapannya, dlm bhsa makasar pula. ya beginilah moral bangsa kita. ga peduli dr kalangan mana pun, teteeepp...