Responsibility


Wah, kalo liat tanggal postingan terakhir saya yang 4 mei 2007 kemarin rasanya udah lama banget gak ngurus blog ini, banyak tetangga yang jarang dikunjungi, malahan rumah saya yang kesatron orang yang gak jelas. Whatever! Rasanya merasa bersalah juga, apa lagi waktu kemarin sempat ke tempatnya k’ aan waktu peluncuran bukunya (itupun hanya datang untuk memberi selamat) saya ketemu dengan rara, ndy, dan beberapa blogger lainnya. Rasanya sudah lama sekali. Menjadi masalah kah? Tentu saja, karena banyak cerita yang tersia, banyak cerita yang tidak sempat terkeluarkan, dan hanya membusuk di ujung pikiran.
Kali ini saya hanya ingin berbagi dengan kalian mengenai responsibility alias tanggung jawab. Yah karena inilah yang mengisi dan menyita semua waktuku selama 3 minggu terakhir ini. Kenapa tanggung jawab? Pertama, ketika mata kuliah Produksi Siaran, ternyata semua tim saya tidak ada yang kerja full, otomatis saya yang mengambil alih mulai dari pengambilan gambar, proses editing dan menyiapkan semuanya sampai sang produser datang dan bergabung kembali. Dan minggu lalu baru aja kelar workshop penyiaran yang sudah selama sebulan lebih dipersiapkan. Jadi kalau ada yang bertanya, bagaimana long weekend saya kemarin. Percayalah kalian tidak akan mau berada di posisi saya.
Kamis … rehearsal terakhir untuk live Pelangi Makassar di kampus, walaupun jadwal latihannya paling sore saya udah datang dari pagi buat latihan dan menyamakan persepsi dengan teman yang lain. Ini sampe malam, trus lanjut briefing dengan panitia workshop, karena listrik di FIS IV disabotase, sehingga mati. Sedangkan kami ingin produksi, gimana? Ini juga sampe malam
Jumat … ke kampus lagi, soalnya memfix kan semua urusan untuk workshop di hari sabtu. Workshop yang rencananya dua hari, jumat sama sabtu menjadi dipadatkan di hari sabtu saja, soalnya bingung dan ribet harus mencari listrik dari FIS 3 (dengan menggunakan 5 kabel rol) dan mencari laptop buat peserta, soalnya lab computer gak bisa dipake produksi. Jadi panitia menyarankan (soalnya kasian juga kalo mesti dibatalkan) memakai laptop saja buat produksinya. Pulang ke rumah sehabis sholat jumat, setelah itu bisa tidur sejenak dan malamnya ke Bazar anak 2005 (secara sebagian besar panitia anak 2005, entar workshopnya di boikot)
Sabtu … ke kampus untuk workshop penyiaran. Materinya bagus banget. Cuma karena ternyata masalah listrik, damn!!! Saya terjaga sampe sore, trus ke rumahnya alfie, were buat ngembaliin laptop mereka. Ke tempatnya k’ aan dan terjebak kemacetan dan berpetualang di gang-gang bersama mookz
Minggu … tidur udah jam 12 malam, bangun jam 5 subuh, trus nonton LOST plat satu sampe plat 6 dengan mengingat besok adalah final semester 6 dengan mata kuliah Komunikasi Antar Budaya dan membawa rasa bersalah mengingat lagi bahwa ternyata bahan kuliahnya besok itu dibawakan dalam bahasa inggris. Jadinya teteup nonton saja.
Jadi kembali dengan tanggung jawab. Kenapa? Karena memang saya tipe demikian. Tipe orang yang akan menyelesaikan semuanya ketika memang saya sudah dipercaya untuk mengerjakannya. Dan hari ini saya diuji lagi. Diuji oleh teman saya dan dosen saya. Untuk mata kuliah Media Format Kecil. Saya sudah mengkonformasi bahwa di semua tempat yang Bapak Dosen TERHORMAT rekomendasikan sudah tidak membuat lagi slide postif. Tapi beliau tetap keukeuh. Dan teman-teman saya bersikap, yah… whatever! Saya sebagai ketua kelas harus mencari penyelesaiannya, setelah memberi kabar, ternyata beliau menyebut satu tempat lagi di jalan yos sudarso. Dan tadi (senin, 21 mei 2007, final hari pertama) semua yang ambil mata kuliah menanyakan lagi mengenai bagaimana tugasnya dan nilai finalnya. Yah, saya langsung menceritakan saja berdasarkan kenyataannya. Dan saya mencari teman buat menemani (dalam kata lain mengantar) ke tempat yang dimaksud. Eh, tiba-tiba saja ada seseorang yang nyolot. Katanya sia-sia saja. Dan bla bla bla… buset! Sakit telingaku mendengarkan perkataannya. Saya kan tidak akan merepotkan kamu. Kalo emang gak mau, ya udah. Nanti saya yang berusaha sendiri. Jangan nyolot ke saya. Saya suruh ngomong ke dosennya langsung, gak berani juga. Sekali lagi jangan NYOLOT sama saya. Kau kira saya juga suka diginiin. Ini bukan masalah bilang sama tu dosen bahwa sudah tidak ada tempat yang bisa nyetak slide itu, tapi saya lebih kepada masalah tanggung jawab dulu. Bagaimana supaya kalian enak, tu dosen juga enak. Karena walopun udah semena-mena, tetap nilai jatuh ada pada dia. Walopun capek, tetap saya akan jalan. Karena bagaimana pun juga ini menjadi tanggung jawab saya. Toh kalian nanti hanya perlu tahu apa yang jadi tugas penggantinya kan?
*tarik napas dalam-dalam dulu
Maaf saya jadi emosi. Tapi memang ini dari dalam diri saya. Kalian bilang bodoh, silahkan. Kalian bilang sia-sia, silahkan. Tapi inilah taktik saya. Untuk mengcounter perkataan dosen nanti ketika dia menanyakan hal ini lagi. Jadi tolong saya juga capek. Tapi ketika tanggung jawab sudah ada didepan mata. Bagaimana pun juga itu harus diambil dan dihadapi.

0 Comments to Responsibility